Jangan Jalan Malam Sendirian.

on
9/25/2014

Sepanjang perjalanan pulang, Githa gelisah. Sesekali ia menoleh ke belakang, mencari sesuatu yang ia tak tahu apa itu. Sedari tadi ia merasa sedang diikuti. Jalanan menuju rumah kosnya semakin sepi. Pohon-pohon besar semakin menambah suasana menjadi tak nyaman.

Tiba-tiba Githa teringat pesan Aditia ketika mereka berpisah di persimpangan kampus, tentang rumah nomor 4. Githa menarik nafas panjang dan menghembuskannya perlahan. Ia tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Sudah teramat jauh jika ia harus putar arah, sedangkan rumah kosnya sudah dekat. Githa berjalan cepat, ia tak ingin menengok ke kanan kiri. Ia hanya menatap lurus ke depan, mencoba menepiskan rasa takut yang semakin menjadi. Sial, mata Githa menangkap sesuatu yang sedari tadi ia hindari. Rumah kosong nomor 4 kini tepat berada di hadapannya. Bulu kuduknya semakin merinding. Ia kembali berjalan cepat, rumah kosnya sudah terlihat. Namun baru beberapa meter Githa melangkah, ia merasa
ada seseorang yang memanggil namanya sambil tertawa tak berhenti.

Meski takut, Githa memberanikan diri menoleh ke asal suara itu. Namun ia tak melihat ada siapa-siapa. Githa kembali berjalan, kini ia setengah berlari. Namun suara tawa itu tak juga berhenti. Githa semakin takut, ia berlari hingga tak menyadari bahwa ia telah salah arah. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba ia kembali melewati rumah nomor 4. Namun ada yang berbeda, di depan rumah itu telah berdiri perempuan tua dengan rambut putih panjang seolah telah menunggunya.

"Mampir sini neng. Pamali anak gadis jalan malam sendirian."

Githa berteriak histeris. Ia berlari menjauhi rumah itu. Ia mencoba mencoba terus berlari, meski kakinya sudah tak kuat lagi berdiri. Dan terus begitu, langkahya justru kembali membawanya ke rumah no. 4. Dan nenek itu masih terus disana, mengucapkan kata-kata yang sama. Hingga akhirnya Gita menyerah. Ia pasrah. Ia sudah tak mampu lagi berjalan. Nenek itu seolah menang, ia merangkul Githa dan menuntunnya masuk ke rumah tua. Meski enggan, Githa merasa tubuhnya kaku dan ia tak bisa melawan. Githa pasrah, ia tak ingin membuka matanya. Ia takut. Dan ketika tinggal selangkah lagi ia masuk ke rumah tua itu, suara adzan subuh berkumandang. Githa memberanikan diri membuka mata dan ia dapati ia tidur di sebuah areal kuburan.



Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite #KamisHororMisteri

Be First to Post Comment !
Posting Komentar