Sepanjang perjalanan pulang, Githa gelisah. Sesekali ia menoleh
ke belakang, mencari sesuatu yang ia tak tahu apa itu. Sedari tadi ia merasa sedang
diikuti. Jalanan menuju rumah kosnya semakin sepi. Pohon-pohon besar semakin menambah
suasana menjadi tak nyaman.
Tiba-tiba Githa teringat pesan Aditia ketika mereka berpisah
di persimpangan kampus, tentang rumah nomor 4. Githa menarik nafas panjang dan menghembuskannya
perlahan. Ia tak bisa menyembunyikan rasa takutnya. Sudah teramat jauh jika ia harus
putar arah, sedangkan rumah kosnya sudah dekat. Githa berjalan cepat, ia tak ingin
menengok ke kanan kiri. Ia hanya menatap lurus ke depan, mencoba menepiskan rasa
takut yang semakin menjadi. Sial, mata Githa menangkap sesuatu yang sedari tadi
ia hindari. Rumah kosong nomor 4 kini tepat berada di hadapannya. Bulu kuduknya
semakin merinding. Ia kembali berjalan cepat, rumah kosnya sudah terlihat. Namun
baru beberapa meter Githa melangkah, ia merasa
ada seseorang yang memanggil namanya
sambil tertawa tak berhenti.
Meski takut, Githa memberanikan diri menoleh ke asal suara itu.
Namun ia tak melihat ada siapa-siapa. Githa kembali berjalan, kini ia setengah berlari.
Namun suara tawa itu tak juga berhenti. Githa semakin takut, ia berlari hingga tak
menyadari bahwa ia telah salah arah. Entah bagaimana ceritanya, tiba-tiba ia kembali
melewati rumah nomor 4. Namun ada yang berbeda, di depan rumah itu telah berdiri
perempuan tua dengan rambut putih panjang seolah telah menunggunya.
"Mampir sini neng. Pamali anak gadis jalan malam sendirian."
Githa berteriak histeris. Ia berlari menjauhi rumah itu. Ia mencoba
mencoba terus berlari, meski kakinya sudah tak kuat lagi berdiri. Dan terus begitu,
langkahya justru kembali membawanya ke rumah no. 4. Dan nenek itu masih terus disana,
mengucapkan kata-kata yang sama. Hingga akhirnya Gita menyerah. Ia pasrah. Ia sudah
tak mampu lagi berjalan. Nenek itu seolah menang, ia merangkul Githa dan menuntunnya
masuk ke rumah tua. Meski enggan, Githa merasa tubuhnya kaku dan ia tak bisa melawan.
Githa pasrah, ia tak ingin membuka matanya. Ia takut. Dan ketika tinggal selangkah
lagi ia masuk ke rumah tua itu, suara adzan subuh berkumandang. Githa memberanikan
diri membuka mata dan ia dapati ia tidur di sebuah areal kuburan.
Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite #KamisHororMisteri
Be First to Post Comment !
Posting Komentar