SALU

on
9/22/2014


Salu, seorang pemuda paruh baya tinggal di pesisir kota. Sengaja ia memisahkan diri jauh dari keramaian kota dan kehidupan sosial glamor.
Salu, sebetulnya seorang konglomerat. Memiliki usaha minyak dimana-mana. Tapi 1 tahun belakangan ia lebih memilih menutup diri dari dunia luar. Sesekali ia ke kota hanya untuk muncul di kegiatan sosial yang diadakan secara bulanan, tampil dengan baju sederhana, memakai jaket tebal, topi, dan kacamata hitam. Sehingga tidak dikenali oleh media.
Dia masih belum menikah, keluarganya tinggal di luar negeri. Suatu hari ia merasakan kecemasan yang luar biasa, masalah datang bertubi-tubi, membuat khawatir dirinya. Gejolak ekonomi pemerintah berimbas ke perusahaan, wartawan mengejar-ngejar. Ia merasakan hidupnya tidak tenang.
Maka ia memutuskan untuk tinggal jauh dari keramaian, mengucilkan dirinya sendiri. Kebutuhan ia dapatkan dari pemasok yang keliling sampai pinggiran kota.
Salu itu adalah nama samaran, nama aslinya Syailendra Adiguna Lutfi Umbara.
Orang tinggal disekitarnya hanya mengenalnya sebagi Salu. Salu merasakan kedamaian setelah tinggal jauh dari keramaian.
Menurutnya kehidupan glamor hanya membuat seseorang menjauh dari Sang Pencipta, serasa pemilik dunia, masih merasa akan hidup 1000 tahun lagi, berfoya foya membuat surga dunia, padahal pada akhirnya mati. Yang dibawa bukanlah harta berlimpah ruah, tapi pahala dan amal ibadah. Yang akan membangun istana keabadian.


-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #PartnerInWrite #SeninPolitik
Be First to Post Comment !
Posting Komentar