Malam semakin larut, bedebah itu duduk bersimpuh di depan kuali yang
mengepul. Mulutnya komat kamit merapal sesuatu, kata kata hitam. Kata
kata hitam yang mematikan.
Kau datang menjumpai bedebah itu, bersekongkol mengkhianati kepercayaanku. Dengan congkaknya si bedebah itu berjalan di depan rumahku, melemparkan sesuatu di halaman rumah, tiba tiba dia jatuh. Terpental oleh cahaya putih. Yang entah dari mana datangnya.
Itulah kata kata putih, suci dan bersih sebuah doa yang mengusir kata kata hitam jauh dari hadapanku.
Kau salah sudah menjumpai bedebah itu. Bedebah itu hanya sekutu iblis, dan sekarang kau pun lebih keji dari sekutu iblis tersebut.
Kata kata hitam yang kau banggakan itu mendadak padam begitu saja, hanya menyisakan bedebah itu membusuk di halaman depan rumahku.
Kau salah sudah menemui bedebah itu, yang kau harus kau temui adalah keyakinanmu. Yang kini menghilang, karena kau terlalu percaya kata kata hitam daripada sebuah doa.
-Doddy Rakhmat-
#PartnerInWrite
Doddy Rakhmat dan Tulisan Abstraknya
Kau datang menjumpai bedebah itu, bersekongkol mengkhianati kepercayaanku. Dengan congkaknya si bedebah itu berjalan di depan rumahku, melemparkan sesuatu di halaman rumah, tiba tiba dia jatuh. Terpental oleh cahaya putih. Yang entah dari mana datangnya.
Itulah kata kata putih, suci dan bersih sebuah doa yang mengusir kata kata hitam jauh dari hadapanku.
Kau salah sudah menjumpai bedebah itu. Bedebah itu hanya sekutu iblis, dan sekarang kau pun lebih keji dari sekutu iblis tersebut.
Kata kata hitam yang kau banggakan itu mendadak padam begitu saja, hanya menyisakan bedebah itu membusuk di halaman depan rumahku.
Kau salah sudah menemui bedebah itu, yang kau harus kau temui adalah keyakinanmu. Yang kini menghilang, karena kau terlalu percaya kata kata hitam daripada sebuah doa.
-Doddy Rakhmat-
#PartnerInWrite
Doddy Rakhmat dan Tulisan Abstraknya
Be First to Post Comment !
Posting Komentar