Indonesia kembali berduka, kali ini Tugu Monumen Nasional hancur lebur di tabrak oleh pesawat militer negeri sendiri. Pesawat yang diduga dibajak oleh sekelompok orang beratasnamakan Mata Satu, membuat suatu perubahan besar di negeri ini. Terlalu banyak orang yang dirugikan. Banyak nyawa nyawa tak bersalah ikut melayang. Hari itu, tanggal 29 Februari menjadi saksi negeri ini diruntuhkan pertahanannya dengan sebuah serangan fenomenal. Kilau emas Monas tak tampak lagi, hanya puing puing beton yang berserakan bercampur berjuta kesedihan. Mata Satu, biang dari segala kekacauan di negeri ini menancapkan taringnya pasca peristiwa ini, pihak militer berjuang habis-habisan menjaga kesatuan negeri. Semua masalah menjadi serius, parlemen pemerintahan dikuasai oleh mafia-mafia hukum. Negeri ini kacau balau, semua orang beragama menjadi atheis, tidak mempercayai Tuhannya lagi. Menurut mereka tidak ada yang bisa menolong sekalipun itu Tuhan. Mata Satu merajalela, Mafia Hukum tertawa gembira, rakyat jelata meronta-ronta. Mereka lupa cara berdoa, karena terlalu menderita dalam penderitaan. Negeri ini semakin hancur, lokalisasi bukanlah hal tabu. Minuman keras menjadi konsumsi publik layaknya air mineral, pembunuhan semacam kegiatan rutin tanpa lagi ada belas kasihan. Aku terbangun, dari mimpi buruk itu. Semoga itu tak pernah terjadi. Karena negeriku tidak begitu.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar