Kadang, Diam Belum Tentu Emas

on
9/26/2014


Sudah setahun lebih, Marni dan Ayahnya tidak bertegur sapa. Padahal keduanya hidup bersama dalam satu rumah di sudut desa Angin Semilir.
Semua itu berawal dari ulah Marni. Pernikahannya yang gagal, menjadikan ia janda liar. Sering menggoda suami orang. Berkali-kali ia didatangi istri-istri suami yang digodanya, mulai ada yang sekedar mencaci bahkan ada yang sampai memukuli.
Marni merasa dikecewakan oleh laki-laki, dia menjadi janda karena ditinggal selingkuh suaminya dengan wanita lain. Karena itu, Marni merasa ingin menyebarkan rasa sakit hatinya ke semua orang, membalas dendam.
Ayahnya sudah berulang kali menegur, tapi ia juga tidak berubah. Akhirnya ayah Marni memilih diam, tak menegur, tak bercakap-cakap bahkan tak tersenyum pada anak sematawayangnya sendiri. Menurutnya diam adalah emas. Emas yang dapat memberikan pelajaran bagi orang.
Kali ini Marni semakin menjadi-jadi, warga sudah resah dengan perbuatannya. Dan akhirnya mereka datang berbondong-bondong ke rumah Marni melakukan pengusiran. Ayahnya yang memilih diam, malah membuat warga marah semakin anarkis. Karena seperti pendapatnya tak digubris.
Marni dan Ayahnya kewalahan. Setelah sekian lama, untuk pertama kalinya Ayah Marni berkata , "Ayah Maafkan kamu, Jadilah Seorang Ibu. Berjanji Untuk Ayah"
Kata pertama dan terakhir yang Marni dengar pada saat itu, warga yang brutal melemparkan benda benda keras dan banyak menghantam Ayah Marni, dan batu besar menghantam kepalanya , maka tumbanglah Ayah Marni bersimbah darah. Darah pengorbanan untuk melindungi putrinya dalam dekapan sendiri.
Sejak saat itu Marni pergi jauh, mengasingkan diri dan memperbaiki pribadinya. Serta mendirikan Komisi Perlindungan Perempuan.
"Silence is not good enough"


-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #ParterInWrite #JumatReligi
3 komentar on "Kadang, Diam Belum Tentu Emas "
  1. kalo diam belum tentu emas, yang tentu emas apa mbak? :D
    bagus ceritanya :D

    BalasHapus
  2. diam memang blm tentu emas, konteksnya tdk boleg diletakkan sembarangan :D

    BalasHapus
  3. Mas Taufiq Rohman : yang emas ya emas hehe. Terima kasih, ini karyanya teman saya Doddy Rakhmat di doddyrakhmat.com :))

    Mba Aritunisa : Iya. Harus pada tempat yang tempat ya, Mba. Makasih udah mampir :)

    BalasHapus