Anak Jalanan: Ada Pesan dalam Peran!

on
12/13/2015






"Jangan bangga jadi anak motor kalo sekolah dan kuliah lo gak bener!" - BOY

Kalimat di atas adalah salah satu dialog sinetron 'Anak Jalanan' yang punya pesan begitu dalam bagi remaja saat ini. Meskipun judulnya 'Anak Jalanan' yang memiliki kesan kurang baik, tapi sinetron ini memiliki banyak pesan moral yang terselip dalam dialog tokoh maupun tersirat dalam makna lakon. Dengan karakter utama bernama BOY, ketua geng motor warrior yang gak suka 'berantem' meskipun dia jago beladiri. Karakter BOY di sinetron ini dibuat sempurna dan jadi panutan tapi tetap terlihat sebagai 'manusia' bukan malaikat. Hal itu tergambar dari dialog dan lakonnya, meskipun anak motor dia tetap rajin belajar dan pintar dalam matematika, taat beribadah, dan patuh pada orang tua. BOY mengajarkan yang benar meski citra negatif tidak lepas dari predikat 'anak motor'.

Sinetron ini mengambil latar belakang keadaan anak muda zaman sekarang tanpa drama yang berlebihan. Konflik yang diangkat dari cerita ini pun dekat dengan masyarakat. Seperti konflik di keluarga REVA yang ayahnya 'dikuasai' ibu tiri, konflik antar geng motor, sampai masalah percintaan antara REVA dan BOY yang meskipun rumit tapi terasa apa adanya tanpa drama yang pelik.

Peran protagonis di sinetron ini berhasil mematahkan teori bahwa jadi orang baik gak harus teraniaya seperti sinetron-sinetron sebelumnya. Dimana sang pemeran utama dengan karakter protagonis pastilah tokoh yang baik namun menderita. Di sinetron ini, justru sebaliknya. Orang baik itu adalah orang yang memiliki kekuatan untuk melakukan hal yang benar. Dengan kebaikannya ia bisa menjadi manfaat, bukan ancaman bagi orang lain (baca: tokoh lain/antagonis).

Bumbu-bumbu dalam cerita ini pun menarik, mulai dari peran bi Irah dan mang Diman dalam keluarga BOY, orang tua teman BOY dan REVA sampai kekonyolan Pak Amir, sang guru matematika yang jatuh cinta dengan Bu Devi. Meski peran mereka mungkin bukan yang ditunggu untuk anak muda (karena utamanya pasti mau nonton adegan BOY REVA  dan teman-temannya), namun keberadaan para pemain pendukung ini tidak bisa ditiadakan. Mereka menjadi pelengkap yang membuat sinetron ini memiliki nilai lebih.

Peran antagonis di sinetron ini pun dibuat 'tidak sadis' tapi cukup membuat penonton GEMEZ melihatnya. Dibalik sosok ADRIANA yang terkesan jahat pada keluarga REVA, ada satu nilai yang bisa diambil: bahwa seorang anak rela melakukan apapun demi kebahagiaan orang tuanya. Namun, dalam cerita ini ADRIANAN melakukan 'nilai yang terpuji' dalam perbuatan yang salah.
Semua tokoh yang ada di sinetron ini membawa pesannya masing-masing. Pesan yang disampaikan dalam laku maupun ucap, secara gamblang maupun tersirat. Sekalipun tokoh itu adalah tokoh antagonis, ia memiliki pesan dalam peran.

Semoga sinetron ini selalu memiliki pesan baik yang bisa diterima dan sampai ke hati penontonnya. Dengan berkaca pada kehidupan nyata tanpa banyak drama. Tetap memperhatikan etika dan kelayakan; apakah cerita seperti ini patut diangkat ke layar kaca atau tidak. Dan sejauh ini, cerita dalam sinetron 'Anak Jalanan' patut untuk diangkat ke layar kaca. Karena pesan baik gak selalu harus disampaikan oleh peran-peran yang agamis. Tengok dan berkaca pada peran yang dekat dengan kita yang bisa memberi pesan baik, mungkin lebih mudah diterima.

Kayaknya, gak berlebihan ya kalau aku ucapkan 'Selamat!'. Selamat kepada para aktor dan aktris yang mampu mendalami peran dengan baik dan terasa dekat. Dan  yang lebih utama selamat kepada Om Hilman Hariwijaya, penulis skenario Anak Jalanan. Semoga suatu hari saya bisa bertemu dan belajar langsung tentang kepenulisan naskah skenario dari Om Hilman.  Selamaat! Selamat 100 episode, Anak Jalanan.


Saidah

Mau Bilang Cinta Tapi Takut Salah..

on
12/03/2015
Sulitkah kamu merasa? 
Bahwa setiap dekat dengamu, tingkahku pasti berbeda.
Meski sudah berusaha bersikap biasa, aku tetap tak bisa mengaburkan apa yang terasa.

Ada debar yang sulit terurai setiap kita bertatap mata tanpa sengaja.
Ada senyum yang terlukis samar dalam setiap kata ketika kita bincang berdua.
Ada bisikan sok tahu yang terus meneriakiku tentang perasaan ini... aku telah jatuh cinta, katanya.

Lantas, aku harus berlaku bagaimana?
Kepada hati yang sudah terlalu lelah memungkiri..
Bahwa perasaan ini berkali-kali katakan 'ya'...ada cinta di hati ini.
Tetapi semesta memintaku untuk tetap diam, memendam.

Kamu, membuatmu jatuh cinta sekaligus patah hati!
Ingin memiliki namun terpaksa harus menjauhi.

Apa harus aku yang menyampaikan lebih dulu?

puisi ini terinspirasi dari kalimat 'Mau Bilang Cinta Tapi Takut Salah' yang merupakan lirik lagu galau karya Al - Ghazali.


Saidah