Indonesian Hijab Blogger

on
12/27/2014
Girls, ada yang udah tau tentang #IndonesiaHijabBloggers? 
Pertama kali aku tau tentang IHB ini dari instagramnya kak @chachathaib. Disana doi posting foto first kopdar IHB. Dan dilihat dari foto-fotonya aku sangaat tertarik. Selama ini aku suka bingung mau ikutan komunitas apa, yang mencakup semua apa yang aku suka, yang muslimah dan komunitas nulis juga. Sampe akhirnya nemu #IndonesianHijabBlogger ini! Awalnya sih ngira ini komunitas ini cuma untuk fashion blogger aja eh ternyata gak juga loh. Tentang apapun postinganmu selama bermanfaat bisa banget ikutan komunitas ini. Syaratnya simpel banget, kamu muslimah berhijab dan punya blog bisa langsung gabung. 
Caranya? Kunjungi blog #IndonesianHijabBlogger dan klik Join Us yaa. Hari ini aku udah kirim pendaftarannya, semoga beruntung bisa jadi anggota IHB. Nambah ilmu dan pastinya nambah saudara... ❤


Salam,


 Saidahumaira

Duapuluhdua Desember!

on
12/22/2014
Selalu saja menetes. Tidak pernah tidak. Sesuatu yang membicarakan atau mengisahkan tentang ibu, air mataku tumpah tanpa perintah.
Dan hari ini, 22 Desember, dimana diperingati hari ibu. Tapi bagiku hari ibu itu kapan saja. Kapanpun. Tidak mengenal waktu.
Bermanja dan bermesraan dengan Mama adalah hal yang paling membuatku merasa nyaman. Dan aku bersyukur bisa memeluk dan merangkulnya setiap hari tanpa terpisah jarak. Aku sering mendapat cerita dari teman-temanku tentang kedekatannya dengan ibu. Beberapa di antaranya mengaku tidak begitu dekat dengan ibunya, dan yang lain terpaksa berjauhan karena merantau ke tempat orang. Kita akan merasa seseorang sangat berarti ketika kita sudah merasakan perpisahan. Bahkan betapa dimarahi pun menjadi sesuatu yang dirindukan. Mama, Ibu, Bunda, Ummi, Emak atau siapapun kita menyebutnya adalah wanita lembut yang tangguh. Ketegarannya menjadi teladan bagi anak-anaknya. Cinta dan kasih sayangnya menjadi penyemangat bahkan di saat-saat terburuk. Kecerdasan pribadinya mengajarkan kita, mendidik kita dengan pendidikan yang terbaik, membentuk akhlak kita menjadi akhlak yang terpuji. Ibu adalah matahari yang senantiasa menerangi tanpa berhenti.

Selamat hari ibu untuk seluruh wanita di Indonesia.Teristimewa untuk Mamaku dan Ibumu Doddy Rakhmat 


I LOVE YOU, MOM.



Saidah

Tuangkan Rindu dalam Gelas Temu

on
12/05/2014

Barisan nada menggaung indah di antara kita.
Membekukan satu adegan terindah yang tak mungkin akan terlupa.
Aku begitu menikmati tiap detik yang Tuhan atur untuk pertemuan ini. 
Betapa jarak yang mungkin kan merumitkan kisah kita mampu dibungkam dengan hadirmu.
Rindu yang hanya mampu kita bisiki lewat canda-canda mesra, kau jadikan satu figura indah yang nyata dan ada.
Aku terdiam, hanya bisa merasa betapa bahagia sesederhana ini.
Saat kita mampu menuangkan rindu dalam gelas temu.
Saat kamu dan aku tetap bersama meski terpisah jarak dan waktu.




Saidah

Thanks a lot, Tante Mery.

on
11/26/2014


…..
Gak tahu mau mulai tulisan ini dari mana. Saking gak bisa mengungkapnya lewat kata-kata. Tapi gue perlu untuk sharing. Siapa tahu cerita ini juga bisa bermanfaat buat orang lain.

Rabu, 26 November 2014. Di salah satu acara music stasiun televisi kebanggan Indonesia, di antara pukul 10.00 dan 11.00 siang waktu Indonesia bagian barat.

Kalau dengar nama Raffi Ahmad, gue yakin satu Indonesia pasti sudah tahu siapa dia. Yes, he is Indonesian entertainer. Salah satu bintang muda berbakat kebanggan Indonesia. Yang terkenal dengan sikapnya yang pecicilan tapi bersahabat. Yang suka tebar pesona sana sini tapi cuma cinta sama satu perempuan, Gigi. And he is my idol. Tapi disini gue bukan mau cerita tentang ARaffi, tapi asistennya yang bernama Muhammad Sadeli alias Mery.

Awalnya gak begitu nyimak segmen di acara Dahsyat yang ngebahas tentang Tante Mery. Cuma nonton sekilas-sekilas aja. Sampe akhirnya, kring kring Dahsyat nelpon ibu dari Tante Mery. Durasi yang terbilang singkat tapi membekas buat gue. Ternyata, inspirasi itu gak cuma datang dari orang hebat yang terkenal aja. Dari seorang yang mungkin bukan siapa-siapa, justru kita bisa belajar banyak.

Pelajarannya sederhana banget, tapi penting. Tentang cinta ibu dan anak, tentang rindu, tentang berjuang, tentang sebuah pengorbanan.

Gue jadi inget, ada seorang temen SMA gue yang posting sesuatu di Path, tentang siapapun kita, kita tetap punya peran dalam hidup ini.

Cerita singkatnya: Ada seorang ibu yang memiliki tujuh orang anak. Sang ibu begitu bangga dengan anak-anaknya. Anak kedua sampai anak ketujuh memiliki pekerjaan yang luar biasa berkelas; dokter, pengacara, anggota DPR, banker kelas dunia, dan pekerjaan-pekerjaan bergaji mahal lainnya. Namun ketika ditanya, apa pekerjaan anak pertamanya, sang ibu berkata : petani. Orang lain yang mendengar mungkin akan mengira sang ibu malu dengan pekerjaan anak pertamanya, tapi ternyata…. TIDAK. Satu hal yang menarik diungkapkan oleh sang ibu bahwa ternyata anak pertamanya-lah yang justru membiayai keenam adiknya sehingga bisa menjadi seseorang yang hebat.

Dan balik lagi ke cerita Tante Mery. Terlihat sekali dari mimik wajahnya, kalau tante Mery sangat sayang sama ibunya dan sangat sangat rindu ingin bertemu. Di balik karakter Tante Mery yang gemulai, ada satu hal yang mungkin tak terlihat oleh orang lain, yaitu sifat dan sikap BERBAKTI kepada orang tua. Tante Mery memang tidak menangis, tapi terlihat sekali ia berusaha menahan tangis. Dari matanya terbaca tentang kerinduan pada ibunya. 

Sebab, LDR yang paling sulit adalah LDR dengan orang tua - Doddy

Keberhasilan seorang anak memang tak pernah lepas dari doa dan perjuangan kedua orang tua, terutama ibu dalam mendidik dan membesarkan anaknya menjadi sosok yang luar biasa. Pekerjaan menjadi seorang ibu mungkin terlihat sederhana, tanpa upah, tanpa promosi jabatan, dan tanpa popularitas. Tapi dari seorang ibu yang mencurahkan sepenuh waktu dan kasih sayangnya untuk keluargalah lahir sosok-sosok luar biasa.

Rasanya gak berlebihan ya kalau gue say thanks buat Tante Mery, yang sudah menjadi pengingat bahwa kita bisa jadi siapa saja atau apa saja asalkan kita tidak pernah lupa untuk berbakti pada kedua orang tua.

Thanks a lot, Tante Mery.
Thanks juga Dahsyat! ({}) :*




Saidah

Karena Engkaulah, Pahlawan

on
11/10/2014
Karena engkaulah, kami mampu menikmati hidup di tanah kami tanpa intimidasi.
Karena engkaulah, kami mampu tegak berdiri, melambungkan cita-cita kami yang tinggi.
Karena engkaulah, kami mengerti betapa pentingnya mencintai tanah air ini.
Karena engkaulah, kami belajar tentang letihnya berjuang dan bersatu demi menunaikan mimpi.
Karena engkaulah, pahlawan.
Karena tetes peluh, keringat, dan darahmu.
Karena kobaran semangatmu, karena kerdilnya rasa takutmu.
Karena engkaulah, pahlawan.
Karena cintamu yang suci, karena baktimu pada negeri.

Terima kasih telah ajarkan kami.
Karena engkaulah, pahlawan. Kan kami teruskan perjuangan ini. Untuk negeri yang tanahnya kami pijak.



Saidah

Rasa, Cinta, Bersama

on
10/20/2014
Entah ini namanya apa.
Aku tak mahir mendefiniskan rasa.
Kadang aku keliru, terlampau bahagia. Lupa kalau luka selalu mengiringinya.
Kadang aku pun masih keliru, terlampau terisak. Lupa kalau senyum tak boleh tertinggal darinya.
Tapi dari semua rasa itu. Tak satupun yang ku sesali. Meski keliru, ku coba nikmati.
Bukankah itu pertanda di raga ini masih ada hati?


Kini, bersemai satu rasa, yang jika boleh ku tebak bernama ... CINTA.

Semoga aku tidak terlalu dini menyimpulkannya.
Semoga aku pun tak sebelah hati merasakannya.
Sebab, meski tak begitu paham mendefiniskan cinta. Sejak aku dinyamankan kamu, kepada yang lain aku tidak tertarik.


Rasa itu menbibiti rindu di sanubari, menyemai satu asa, menanti kata jumpa.

Jarak lagi-lagi ada. Mempermainkan dua hati manusia dalam kemelut rasa yang kadang tak mampu lagi tertahan dalam dada.
Entah ini namanya apa. Bantu aku menerjamahkannya, menjadi sebuah bahasa yang kau ucap nyata.
Aku berharap, dalam ketidakmengertianku tentang apa yang ku rasa.
Kamu mau menjelaskan, tentang apa itu .... BERSAMA.




Saidah




Ketetapan Tuhan

on
10/17/2014
Rara depresi. Putus cinta membuatnya kehilangan iman. Harapannya terlalu melambung. Ia salah menyandarkan harapan. Pengkhiatan Jonatan akan sebuah pernikahan, membuatnya menyalahkan Tuhan.
Rara cemas, sudah lebih dari tiga puluh menit ia mondar mandir sambil menelepon seseorang, Jonatan. Penghulu sudah tak bisa menunggu, namun Jonatan masih tak terlihat di ambang pintu. Rara kesal, sekali lagi ia telepon kekasih sekaligus calon suaminya, namun tak pernah mendapat jawaban. Rara kecewa, tangisnya mulai pecah. Ia terguncang, sebab di ponselnya telah mendarat sebuah pesan. Jonatan memutuskan hubungan, membatalkan pernikahan tanpa sebuah alasan. Rara meraung, ia terlampau kecewa. Acara menjadi kacau, keluarga malu dibuatnya. Rara tak henti menangis. Ia benci keadaan ini.

Belakangan Rara baru tahu, ternyata Jonatan menikah dengan wanita lain. Yang tak lain adalah sahabat dekatnya. Rara terluka. Rasa percaya lenyap sudah. Termasuk pada Yang Maha Kuasa. Rara marah, ia pergi tanpa arah.

Sudah dua tahun ia pergi. Meninggalkan kota yang dicintainya, meninggalkan keluarganya, dan meninggalkan Tuhannya. Ia tak lagi sholat, tak lagi puasa, dan tak lagi membaca Al-Quran. Ia menjadi liar, seperti wanita jalang yang tak tahu aturan. Hatinya gersang, ia tak menemukan kebaikan dari perjalanannya. 

Hingga akhirnya, ia bertemu seorang pria sholeh. Pria itu bernama Jamal. Anak seorang saudagar kaya yang sederhana. Tak pernah disangka Rara, Jamal pun pernah bernasib sama. Bahkan ia pernah dipaksa menikahi wanita yang tengah hamil, padahal ia bukan ayahnya. Perjalanan Jamal jauh lebih menyakitkan dari Rara, tapi Jamal tetap bersyukur pada Yang Maha Kuasa. Sebab, manusia hanya mahluk. Sebab, manusia tak punya kuasa. Sebab, rencana indah hanya Tuhan yang aturkan. Sebab, Tuhan Maha Tahu Segalanya.

Perlahan, hati Rara mulai luluh. Ketegaran Jamal, kebaikan budinya, serta tutur katanya yang santun lagi shaleh membuka mata hati Rara. Membuka matanya bahwa selama ini ia telah salah langkah. Setan telah memperbudaknya, menjauhi Allah karena kecewa. Rara baru sadar, justru seharusnya ia merasa beruntung dengan nasib baik yang Tuhan anugerahkan padanya. Dijauhkan dari lelaki tak baik, didekatkan pada lelaki shaleh. Sebab, perempuan baik hanya untuk lelaki baik. Itu yang tertulis dalam ayat suci dan kini Rara yakini. Tuhan sayang padanya, dan ini caranya. Bahagia itu tentang rasa syukur dan mampu melihat sesuatu dari sisi yang berbeda serta senantiasa menerima ketetapan-Nya.


Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite #JumatReligi

Cermin

Saat engkau bercermin, apa yang dirimu lihat? Ya itu dirimu bukan siapa siapa. Saat engkau bercermin, coba untuk tersenyum. Maka kamu melihat dirimu yang tersenyum, bukan bersedih bukan? Saat engkau bercermin, tampillah sebaik mungkin Karena kamu melihat dirimu baik sebagaimana yang kamu inginkan. Saat engkau bercermin kepada orang lain, maka belum tentu yang kalian lihat gambaran dirimu sebenarnya. 
Karena manusia adalah cermin tak ber raksa. Cermin yang mengubah penampilan dirimu bisa menjadi lebih baik atau lebih buruk. Carilah cermin yang menjadikanmu pribadi baik. Saat kamu tersenyum, maka ia juga ikut tersenyum. Saat kamu sedih, maka ia juga ikut sedih. Saat kamu merindu, ia juga ikut merindu.

Apakah kamu cermin ku?


-Doddy Rakhmat-
#PuisiHariJumat #PartnerInWrite

Kembar

on
10/15/2014
Alia berjalan mondar-mandir di sudut rumah sakit. Raut wajahnya bingung, sesuatu telah mengusik pikirannya. Sesekali ia celingukan ke dalam sebuah kamar. Melihat seseorang mirip dirinya sedang terbaring lemah tak berdaya.

Perasaannya campur aduk. Entah setan apa yang membisikinya hingga memiliki ide tak waras menyangkut nyawa saudara kembarnya. Sudah lebih dari setahun Agia divonis dokter menderita kanker otak dan sudah seminggu Agia koma setelah melakukan kemotherapy.

"Hhhh..." Alia menghela nafas. Setitik air mata jatuh di pipinya. Sejenak ia pejamkan mata. Terbayang wajah Agia yang sedang menderita menahan sakit luar biasa. Alia tak tega melihat saudara kembarnya terus menerus merasakan sakit. Sudah berbagai cara ditempuh keluarganya untuk menyembuhkan Agia, namun kesehatannya tak juga membaik.

"Maafin aku Gia. Aku cuma gak mau kamu menderita lebih lama karena rasa sakit itu. Aku yakin kamu akan lebih bahagia di alam sana."

Dengan cepat Alia mencopot semua alat yang terpasang pada tubuh dan wajah Agia kemudian ia ambil seutas tali untuk menjerat leher Agia. Merasa cukup ia singkirkan tali itu, dilihatnya wajah saudara kembarnya yang malang. Agia yang sedang berjuang kini justru harus berpulang. Bukan karena kalah dengan penyakit tapi karena dibunuh saudara kembarnya sendiri.

Alia histeris, ia ketakutan. Ia telah melakukan suatu kesalahan besar. Ia menangis sejadi-jadinya memohon agar Agia tak jadi mati. Ia guncang-guncangkan tubuh Agia, namun tak ada reaksi. Sedetik kemudian Alia tertawa, merasa telah menjadi penyelamat Agia dari ganasnya penyakit kanker.
Terus begitu. Alia mulai depresi. Rasa takut dan senang silih berganti merasuki jiwanya.

"Gia kamu jangan bercanda. Kamu belum mati kan, Gi?"Diguncang-guncangnya tubuh Agia, namun tak ada reaksi.

"Gak usah pura-pura mati kamu." Alia mengambil jarum infus, ditusuk-tusuknya tangan, kaki, wajah, dan seluruh tubuh Agia. Berharap Agia merasakan sakit dan terbangun. Namun  sayang, Agia telah mati. Dan Alia harus membayar semua kesalahannya.



Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite

Cigarette

Hut memilin tembakau dengan kertas rokok, memandang kosong halaman rumahnya. Menyalakan rokok yang dia buat, asap mengepul di terasnya.

Pikirannya sedang kacau, di dalam rumahnya terkapar gadis yang ia cintai. Yang kini sudah terpisah jiwa dan raganya. Entah kenapa, Hut menghabisi nyawa gadisnya. Sisi gelap Hut mulai tampak.
Cemburu buta Hut membawanya pribadi yang beringas dan bejat.  Gadis itu ketahuan berkencan dengan pria lain.

Hut hanya seorang pekerja kasar di sebuah gudang sembako. Ia mengenal gadis itu saat ia mengantarkan belanjaan ke rumah sang gadis. Dari situlah Hut mengenal cinta. Perasaan yang sebetulnya dimiliki semua orang tapi bentuknya berbeda-beda.

Sudah setahun lebih, mereka dekat dan mengikrarkan janji sebagai kekasih, tapi perselingkuhan itu mengakhiri segalanya bahkan mengakhiri hidup gadis nya itu. Berbekal cangkul, Hut menggali lubang dibelakang gubuknya, memasukkan gadis yang tak bernyawa itu dan menimbunnya dengan tanah. Sebagai nisan, Hut mengambil golok di rumahnya dan menancapkannya di atas kuburan tak layak itu.

Dengan mata nanar, Hut kembali "melinting" tembakau, menyalakannya dengan korek api kemudian mengepulkan asap ke langit. Pertanda puas akan perbuatannya.
Cinta beragam bentuknya, tapi cinta sejati tidak akan menyakiti.


-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #PartnerInWrite

Tanpa Batas Meski Terbatas

on
10/14/2014
Wina menatap foto ibunda dengan haru. Bulir-bulir air mata jatuh di pipinya. Kenangan itu masih terasa, terus tersimpan dalam ingatan yang terkadang menyesakkan dada.

Kadang hati kecilnya begitu berbangga dengan apa yang dilakukan ibundanya, namun sebelah hatinya tak tega jika mengingat ibunda kondisi ibundanya yang bersatu dengan tanah dalam raga yang tak sempurna.

Wina tahu sejak dulu ibunya seorang penggiat sosial yang senantiasa membantu orang-orang yang membutuhkan. Ibundanya salah seorang pengurus panti asuhan anak-anak dengan keterbatasan fisik. Setiap hari tanpa lelah, selain mengurus rumah tangga, ibunda selalu mau dan rela untuk direpotkan oleh anak-anak asuhnya. Tanpa mengeluh, tanpa berbantah, semua dilakukannya dengan hati bahagia.

Seiring berjalannya waktu. Ketika usia sudah semakin menua, tubuh sudah semakin renta, penyakit silih berganti merasuki raga. Ibunda mulai tak bisa mengasuh para anak asuh. Penyakit yang dideritanya memaksa ia berdiam diri tanpa kesibukan yang dulu. Dalam hati, diam-diam Ibunda berujar sebuah janji bahwa ketika dia mati ia ingin seluruh yang ada di tubuhnya ia ingin berikan pada anak asuhnya yang membutuhkan. Matanya, ginjalnya, jantungnya, atau bagian tubuh manapun yang bisa ia berikan ia rela.

Dan Wina berada di ambang kegelisahan. Ibunda ingin ia bisa memenuhi janji itu, namun ia tak tega. Kini, jasad ibunda sudah terbujur kaku ditimpa tanah. Namun Wina masih mampu melihat tatapannya yang teduh dari sorot mata anak asuh. Tatapan itu tetap sama, menenangkan. Meski bukan lagi Bunda yang ia rasakan.



Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiSeninSosial

Flashdisk

on
10/13/2014
Lukas nampak buru buru mengcopy segala file file rahasia di komputer perusahaan pembuat senjata itu, data datanya itu disimpan di sebuah flash disk berwarna hitam kilat dengan logo merk di bagian atasnya. Lukas bergegas meninggalkan ruangan komputer itu, menyelinap keluar melalui pintu darurat. Sesampainya di parkiran ia pergi dengan motor maticnya. Sebuah motor yang tak cocok untuk seorang Lukas, sang peretas. Kali ini misi yang ia jalankan termasuk kategori penting, meretas program jual beli senjata api ilegal. Yang terindikasi dengan adanya permainan pemerintah didalamnya. Di kontrakan di sisi gelap kota, Lukas mulai menyalakan komputer kesayangannya. Dan memasang flashdisk yang dibawanya. Setelah beberapa saat, layar mulai berkedap kedip dengan angka angka algoritma dan bahasa pemrograman lain. Sebuah hal sudah biasa bagi Lukas. Di kontrakan serba putih itu, Lukas tinggal sendiri kurang lebih setahun. Sambil jari bermain diatas keyboard, alangkah terkejutnya Lukas melihat jumlah uang masuk dari perusahaan senjata itu ke negara. Angka puluhan trilyun rupiah ternyata mengalir deras ke rekeing perusahaan itu. Sebuah pencucian uang yang tak pernah diliput media. Nama nama pengirim biaya itu memuat tokoh tokoh penting negeri ini. Dengan mudahnya Lukas menyebarkan informasi penting itu ke media massa secara masif. Tak ayal lagi, negeri ini menjadi heboh. Peranan sosial media sangat berpengaruh. Dalam sekejap menjadi headline news. Semua itu dilakukan Lukas demi mewujudkan negeri yang bersih dari korupsi, pencucian uang dan kemunafikan sistem pemerintah. Muak dengan pencitraan pemerintah dan segala jenisnya. Lukas menjadi buronan media massa, ia pun menjadi buronan mafia hukum yang terlibat. Lukas menghilang. Menghilang begitu saja entah kemana. Mungkin ke dalam sebuah keadilan yang dicarinya.

Lukas nampak buru buru mengcopy segala file file rahasia di komputer perusahaan pembuat senjata itu, data datanya itu disimpan di sebuah flash disk berwarna hitam kilat dengan logo merk di bagian atasnya. Lukas bergegas meninggalkan ruangan komputer itu, menyelinap keluar melalui pintu darurat. Sesampainya di parkiran ia pergi dengan motor maticnya. Sebuah motor yang tak cocok untuk seorang Lukas, sang peretas. Kali ini misi yang ia jalankan termasuk kategori penting, meretas program jual beli senjata api ilegal. Yang terindikasi dengan adanya permainan pemerintah didalamnya. Di kontrakan di sisi gelap kota, Lukas mulai menyalakan komputer kesayangannya. Dan memasang flashdisk yang dibawanya. Setelah beberapa saat, layar mulai berkedap kedip dengan angka angka algoritma dan bahasa pemrograman lain. Sebuah hal sudah biasa bagi Lukas. Di kontrakan serba putih itu, Lukas tinggal sendiri kurang lebih setahun. Sambil jari bermain diatas keyboard, alangkah terkejutnya Lukas melihat jumlah uang masuk dari perusahaan senjata itu ke negara. Angka puluhan trilyun rupiah ternyata mengalir deras ke rekeing perusahaan itu. Sebuah pencucian uang yang tak pernah diliput media. Nama nama pengirim biaya itu memuat tokoh tokoh penting negeri ini. Dengan mudahnya Lukas menyebarkan informasi penting itu ke media massa secara masif. Tak ayal lagi, negeri ini menjadi heboh. Peranan sosial media sangat berpengaruh. Dalam sekejap menjadi headline news. Semua itu dilakukan Lukas demi mewujudkan negeri yang bersih dari korupsi, pencucian uang dan kemunafikan sistem pemerintah. Muak dengan pencitraan pemerintah dan segala jenisnya. Lukas menjadi buronan media massa, ia pun menjadi buronan mafia hukum yang terlibat. Lukas menghilang. Menghilang begitu saja entah kemana. Mungkin ke dalam sebuah keadilan yang dicarinya.



-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiSeninHukum

Cerita Tentang Haji Backpacker

on
10/10/2014


Siapa yang belum tau kalo @987Genfm sering ngadain kuis yang hadiahnya udah pasti keren? Kayanya semua masyarakat twitter udah tahu dan paham gimana cara ikutannya.

Dan, Senin siang kala itu. Tepat seminggu yang lalu, seperti biasa gue memantau timeline gue, siapa tahu ada mention dari someone special atau ada kuis yang asik banget. And tadaaaa, GenFm ngadain kuis yang hadiahnya tiket nonton film #HajiBackpacker. Aaaaaa dan gue pun langsung ikutan!

Posisi gue saat itu lagi di mobil sambil dengerin GenFm.

Cinta Tanpa Syarat



 Air matanya jatuh satu-satu. Seiring dengan segudang kata ampun yang ia panjatkan kepada Tuhan. Tak ada manusia yang sempurna, tapi hidayah selalu punya cara untuk mengembalikan dan mendekatkan hati manusia kepada Rabb - nya, salah satunya dengan cinta.

Sebagai manusia yang segala takdir dan kehidupannya diatur oleh Tuhan Semesta Alam, tak ada yang bisa dielak atas suratan yang terjadi. Begitu pula untuk urusan hati dan cinta yang bersemi, kita tak pernah tahu akan jatuh cinta kepada siapa. Berkali-kali berusaha menepis rasa di hati, nyatanya Alia tak bisa lagi membohongi diri bahwa ia telah jatuh hati pada Ridwan, seorang pemuda luar biasa. Bukan tanpa alasan Alia menyebut Ridwan lelaki luar biasa, sebab Ridwan telah membuka mata hatinya tentang ilmu agama, tentang cinta pada Sang Pencipta.

Di suatu malam beberapa waktu silam, awal pertemuan Alia dengan Ridwan. Malam itu, selepas isya, Alia baru saja selesai kuliah dan hendak pulang menuju rumah singgahnya. Tak ada yang berbeda, semua serba biasa. Sampai akhirnya ketika melewati sebuah mushalla kecil dekat kampusnya, ia mendengar suara seseorang sedang mengaji. Suara indah itu mengusik keingintahuannya, diam-diam Alia mengintip ke dalam mushalla yang sudah sepi jamaah. Ia melihat sosok lelaki sedang duduk di depan mimbar. Di hadapan lelaki itu terdapat sebuah Al-Quran dalam posisi terbuka. Merasa tak ada yang aneh, Alia pun meninggalkan musholla itu tanpa tanya. Namun, suara mengaji lelaki itu begitu mengena di hatinya. Tanpa disadari setiap hari setelah hari itu, Alia selalu ingin mendengar ayat-ayat Allah yang dilantunkan lelaki itu. Maka jadilah kegiatan mengintip diam-diam dan mendengar dalam diam menjadi kebiasaan baru baginya. Hingga suatu malam saat Alia sedang khusyu mendengarkan lelaki itu mengaji, handphone nya berdering. Alia panik gelagapan, ia takut lelaki itu marah. Namun yang terjadi adalah keterkejutan Alia akan keadaan sebenarnya lelaki itu. Lelaki itu buta.

Keadaan Ridwan membuka mata hati Alia yang selama ini jarang sekali bersentuhan dengan pedoman hidupnya. Sepanjang 20 tahun hidupnya sebagai seorang muslim, Alia hanya mengenal sholat yang itupun hanya sesekali ia kerjakan. Ia malu. Tuhan memberi kesempurnaan ragawi padanya namun hatinya seolah cacat tanpa sinar agama. Sedangkan Ridwan yang tak sempurna secara raga memiliki hati luar biasa.



Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiReligi

Sedekah Kecil



Sore itu, Aji merenungi kejadian sepuluh tahun lalu.
Hiruk pikuk ibu kota membuat Aji betah tinggal. Gajinya yang pas pas an cukup untuk membiayai hidupnya sehari-hari, tinggal di kontrakan kecil dibilangan Rawa Mangun. Sesekali ia sisihkan gajinya untuk mengirimi Ibu nya di Kampung di Kalimantan. Walau tak banyak tapi ia begitu lega sudah bisa membantu ibunya.
Suatu sore menjelang Magrib, saat Aji pulang dari tempat kerjanya. Ia menyusuri sebuah gang kecil. Di pertengahan gang, ia mendapati seorang ibu ibu renta yang terduduk lemas.
Aji menanyakan keadaan dan asal Ibu itu, Ibu itu pikun. Akhirnya dengan segenap tenaga, ia gendong ibu itu mengantarkannya ke sebuah panti jompo dekat kontrakannya.
Saat ia menggendong ibu itu, ia teringat Ibunya di kalimantan. Semenjak hari itu, ia menganggap Ibu yang di tolongnya itu sebagai Ibu Angkat di perantauan. Setiap hari , Ia menjenguk ke panti jompo. Membawakan makanan ringan dan menghibur ibu pikun itu.
Sudah setahun ia melakukan rutin hal hal itu, akhirnya suatu saat Ibu itu mengingat keluarganya. Dengan senang hati, Aji mengantarkannya ke keluarga.
Aji sampai disuatu alamat, yang rumahnya megah. Itulah Rumah Ibu pikun itu. Ia hanya hidup dengan seorang pembantu rumahnya.
Ternyata Ibu itu hanya berpura pura menjadi pikun. Ia hanya ingin mencari ahli warisnya. Bukan main terkejutnya Aji, dengan ketekunan ia yang tak berharap dibalas budi membuahkan hasil tak terduga.
Kini Aji menjadi seorang direktur perusahaan pengelola keuangan terkemuka di Asia Tenggara. Namanya menjadi Eksekutif muda yang diperhitungkan. Sedekah kecil tak mengharap balas budi menjadi Rezeki luar biasa.


-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiReligi

KUNCI



Salim memegang kunci yang berlumuran darah, ini adalah korban yang ke 100. Maka ia membuatnya secara spesial, merenggut nyawa seseorang dengan sebuah kunci motor.

Di balik gemuruh hujan dan petir bersahutan,tampak remang remang rumah Salim di ujung desa. Salim adalah sosok agamais di desa nya, ia dikenal pintar berdakwah. Tetapi tidak banyak yang tahu bahwa salim bermuka dua. Tampil di publik sebagai Ustadz, namun malam itu ia tampil sebagai manusia paling bejat.

Salim seorang Psikopat, ia senang membunuh orang. Melihat darah berceceran membuat ia semakin bersemangat menjalani hari, terlebih lagi Salim pernah membunuh orang dengan tangan kosong. Sebuah favorit Salim.

Untuk korban yg ke 100 , Salim memperlakukannya dengan spesial, dengan sebuah kunci. Ia berhasil melumpuhkan dan menghabisi nyawa korban ke 100 nya dalam kurun waktu 100 hari. Berarti Salim menghilangkan nyawa satu orang setiap harinya.

Dengan sebuah kunci motor, Salim melesatkannya ke tenggorokan korban, mengkoyaknya dan mencabutnya. Korban yang jatuh tersungkur dipukuli habis-habisan oleh Salim, dan sebagai penutup. Salim menancapkan kunci motor itu ke pelipis bagian dalam korban hingga menembus kepalanya. Korban nya tewas kehabisan darah.

Tiba tiba, terdengar teriakan teriakan warga desa dari luar rumah. Yang tanpa permisi lagi masuk ke dalam rumah Salim dan mengkeroyoknya habis-habisan sampai Salim meregang nyawa. Dengan kunci motor yang menancap di dadanya, di jantungnya.

Tragis memang Salim, Sang "Malaikat Maut" yang dilahirkan sebagai manusia biasa. Kini menjumpai ajalnya sendiri.


-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiKriminal