Cinta Tanpa Syarat

on
10/10/2014


 Air matanya jatuh satu-satu. Seiring dengan segudang kata ampun yang ia panjatkan kepada Tuhan. Tak ada manusia yang sempurna, tapi hidayah selalu punya cara untuk mengembalikan dan mendekatkan hati manusia kepada Rabb - nya, salah satunya dengan cinta.

Sebagai manusia yang segala takdir dan kehidupannya diatur oleh Tuhan Semesta Alam, tak ada yang bisa dielak atas suratan yang terjadi. Begitu pula untuk urusan hati dan cinta yang bersemi, kita tak pernah tahu akan jatuh cinta kepada siapa. Berkali-kali berusaha menepis rasa di hati, nyatanya Alia tak bisa lagi membohongi diri bahwa ia telah jatuh hati pada Ridwan, seorang pemuda luar biasa. Bukan tanpa alasan Alia menyebut Ridwan lelaki luar biasa, sebab Ridwan telah membuka mata hatinya tentang ilmu agama, tentang cinta pada Sang Pencipta.

Di suatu malam beberapa waktu silam, awal pertemuan Alia dengan Ridwan. Malam itu, selepas isya, Alia baru saja selesai kuliah dan hendak pulang menuju rumah singgahnya. Tak ada yang berbeda, semua serba biasa. Sampai akhirnya ketika melewati sebuah mushalla kecil dekat kampusnya, ia mendengar suara seseorang sedang mengaji. Suara indah itu mengusik keingintahuannya, diam-diam Alia mengintip ke dalam mushalla yang sudah sepi jamaah. Ia melihat sosok lelaki sedang duduk di depan mimbar. Di hadapan lelaki itu terdapat sebuah Al-Quran dalam posisi terbuka. Merasa tak ada yang aneh, Alia pun meninggalkan musholla itu tanpa tanya. Namun, suara mengaji lelaki itu begitu mengena di hatinya. Tanpa disadari setiap hari setelah hari itu, Alia selalu ingin mendengar ayat-ayat Allah yang dilantunkan lelaki itu. Maka jadilah kegiatan mengintip diam-diam dan mendengar dalam diam menjadi kebiasaan baru baginya. Hingga suatu malam saat Alia sedang khusyu mendengarkan lelaki itu mengaji, handphone nya berdering. Alia panik gelagapan, ia takut lelaki itu marah. Namun yang terjadi adalah keterkejutan Alia akan keadaan sebenarnya lelaki itu. Lelaki itu buta.

Keadaan Ridwan membuka mata hati Alia yang selama ini jarang sekali bersentuhan dengan pedoman hidupnya. Sepanjang 20 tahun hidupnya sebagai seorang muslim, Alia hanya mengenal sholat yang itupun hanya sesekali ia kerjakan. Ia malu. Tuhan memberi kesempurnaan ragawi padanya namun hatinya seolah cacat tanpa sinar agama. Sedangkan Ridwan yang tak sempurna secara raga memiliki hati luar biasa.



Saidah
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiReligi
Be First to Post Comment !
Posting Komentar