Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel. Tampilkan semua postingan

2023, 안녕!

on
1/25/2023


Resolusi Ibu Muda Anak Satu, Masih Bisakah Menggapai Mimpi?




            Dilihat dari judulnya kayak yang “wah berat nih”, but yeaaah… emang berat. Ngomongin soal mimpi emang gak ada yang mudah kan? Ya meskipun sesimple mimpi random sederhana pengen warnain rambut aja, buatku, itu gak mudah. Bertahun-tahun izin sama orang tua selalu ditolak sampai akhirnya izinku berpindah ke tangan suami. Butuh 29 tahun untuk mimpi sederhana itu terwujud. Ya, kalau diitung dari kapan menjadi mimpinya sih, yaa 15 tahun mungkin? Aku gak inget sih kapan pastinya ada keinginan pengen warnain rambut, but sepertinya sih saat remaja ya. Dari SMA. Pun, Ketika izin udah bukan menjadi penghalang, aku butuh budget yang gak sedikit buat warnai rambut. Tahu sendiri kan perawatan ke salon habis berapa sekali treatment. Plus, aku harus nunggu waktu yang tepat karena aku langsung hamil, melahirkan, lalu menyusui. Masih ada momen menunggu yang belum tahu kapan saat itu. Dan ketika memang waktunya, saat proses coloring pun, ya gak sebentar. Sedikitnya aku butuh 6 jam untuk sampai pada titik …. YEAY NEW HAIR!

            Saat itu gimana rasanya? Happy. Aku berterima kasih berkali-kali sama suamiku karena sudah mengizinkan aku untuk bisa mewujudkan mimpi random sederhana ini. Ya gak cuma izin tentunya, tapi juga budget. Dan akuuuu beneraan seseneng itu saat rambut baruku launching. Berkali-kali ngaca, selfie, dan selalu tanya “Bagus kan? Cantik kan?” Bahkan di titik pencapaian aja aku masih butuh validasi bahwa apa yang aku lakukan patut untuk aku appreciate.

            Balik lagi ke soal mimpi. Semenjak jadi ibu, terkadang aku merasa apakah aku masih bisa punya mimpi? Apa yang kira-kira ingin aku raih. Aku gak mau selamanya hanya menjadi ibu rumah tangga. Tapi di lain waktu, ketika suamiku bertanya “Apa mimpi kamu? Apa yang pengen kamu lakuin?” di saat aku lagi lelah-lelahnya ngurus anak, pertanyaan itu menjadi kata tanya yang sedikit menyakitkan. Apakah aku harus punya mimpi? Apakah mengurus anak dengan baik dan berusaha maksimal mendampingi anak gak bisa diapresiasi? Apakah aku harus menjadi lebih dari itu agar dipandang wanita mandiri dan punya kelas? Banyak sekali pertanyaan-pertanyaan kontradiktif yang main peran di kepalaku. Overthinking kayaknya udah jadi makanan sehari-hari. Tergantung lagi di situasi apa.

            Sebagai anak pertama yang juga menjadi generasi roti lapis, mimpi buatku kadang bisa jadi nomor dua. Atau ya paling tidak mimpi itu harus selaras dengan jalan mencari rejeki. Setidaknya, aku merasa harus bisa menjadi teman berbagi beban finansial untuk suamiku. Lebih dari itu, aku ingin suamiku bisa kerja gak jauh-jauh. Biar bisa pelukan kalau sesak lagi datang tanpa ketuk pintu duluan.

            Karena sebentar lagi Lova akan ulang tahun yang kedua. Aku merasa sudah waktunya aku kembali (Cailah!). Sudah waktunya aku mulai bermimpi lagi. Sudah waktunya aku memiliki diriku lagi. Ya, punya mimpi sebenernya jadi momen buatku bahwa aku masih bisa berdaya dan punya anak gak menjadi penghalang. Jadi momen buatku memeluk diriku lagi. Setelah dua tahun ini aku curahkan semua untuk anakku saja. Aku belakangan. Walaupun sampai nantipun aku akan tetap belakangan, anak nomor satu. Tapi setidaknya, aku punya giliran itu. Bukannya, nanti deh (yang entah kapan).

            Satu mimpi sederhanaku, yaitu aku mau kembali masuk ke dunia menulis. Rasanya sudah hampir 2 tahun aku gak saling ngobrol ke dalam diriku, cuma saling sapa sebentar. Gak ada waktunya. Pun jika ada waktu luang lebih memilih me time dengan tidur atau nonton drakor agar bisa terhibur di tengah waktu mengurus anak. Hidup jadi ibu, penuh tantangan ya? Lelah, tapi seru. Kadang ngerasa gini-gini aja tapi ternyata wah banyak bangeeet naik turunnya.

            Jadi, aku mau mencoba merajut lagi mimpiku, yang benangnya udah sempat terurai setelah terbentuk. Meskipun gak mulai dari awal-awal banget, tapi memulai kembali sesuatu hal itu jelas butuh effort. Yang kusut harus diurai dulu, agar yang terurai bisa siap dibentuk lagi. Kalau kamu, apa mimpimu, bu? Gak perlu langsung wah dulu. Pelan-pelan aja. Mungkin, dimulai dengan ikut sebuah kursus sederhana? Atau apapun.

            Yang pasti itu akan butuh proses dan butuh pelukan serta dukungan hangat dari sekitar. Dan aku pengen jadi salah satu yang ngasih semangat itu juga. Semangat ya bu. Aku disini juga butuh teman yang bisa menyemangati. Kita pasti bisa ya, bu. Berbagi semangat dan cerita di kolom komentar yuk bu!

 

 


 

JATUH CINTA KARENA TERBIASA ITU BAHAYA?

on
7/24/2017




"Beneran?"
"Masa sih?"
"Emang tuh bener!"
"Enggak ah!"
"Apa banget dah ini!"
"Ha-ha-ha..."
Yang mana reaksi mu saat pertama kali membaca judul tulisan ini?
Tim bingung, tim udah nyaman tapi gak lanjut atau tim lulus ke pelaminan nih?
Jatuh cinta itu memang perkara paling ajaib yang pernah ada ya.
Satu senyuman dari si doi aja udah bisa bikin jantung rasanya mau copot. Dan tiba-tiba seperti ada kupu-kupu yang lagi terbang di perut. Ajaib gitu deh rasanya.
Itu baru disenyumin aja.
Gimana disapa? Diajak ngobrol?
HWA!
Oke, balik lagi ke topik tentang 'jatuh cinta karena terbiasa itu bahaya?'
Gimana menurut mu?
Menurut ku sih.....IYA.
Kenapa?
Pertama, bikin status jadi gak jelas - hubungan jadi gak enak - akan sering bilang 'CUMA'.
Hal yang umumnya terjadi adalah pada persahabatan pria dan wanita. Selalu aja akan ada kasus, salah satunya memendam perasaan. Walau mencoba baik-baik aja, tapi hati rasanya kebakaran kalau lihat dia sama yang lain. Lalu, mulailah menjadi sosok protektif dan baperan.
"Jadi selama ini kamu CUMA anggap aku sahabat?" kata si protektif dengan nada setengah kesal.
"Kenapa cemburu? Aku kan CUMA sahabat kamu," kata si baperan dengan wajah senyum yang dipaksakan.
Yang kayak gitu memangnya gak BAHAYA?
KASIHAN HATI KAMU.
Mau bahagia kok malah merasa bersalah?
Efek sampingnya apa?
Kamu akan jadi punya penyakit hati. Salah duanya ya itu, protektif dan baperan. Belum lanjutannya dari si protektif dan baperan itu.
Mau ngomong tapi takut dia jadi jauh.
Mau gak ngomong rasanya kok pedih.
Iya apa iya?
Kedua, bikin kamu ketergantungan karena terlanjur nyaman - kadang bikin kamu jadi menutup mata dengan hal lain.
Kamu dan dia dekat karena terbiasa sama-sama, nyaman, lalu 'oke kita pacaran'. Padahal sebenarnya, kamu punya kriteria untuk 'si dia' yang akan mengisi hati kamu, menjadi 'the one & only' buatmu. Lalu mulailah logika dan hatimu berdebat hebat. Lagi.
MISALNYA :
"Nyari yang bikin nyaman itu gak gampang, woi!" ucap hati.
"Tapi dia gak sesuai kriteria. Katanya mau yang rajin sholat, lah dia kan sholatnya aja masih bolong-bolong," logika bersuara.
"Nanti kan bisa berubah, dia tuh paling bisa ngertiin gue," hati tetep keukeuh.
"Dikira berubah gampang? Iya sekarang lagi sayang-sayangnya, apa yang kamu mau dia turutin. Pas lagi pudar tuh rasa gimana?" logika juga keukeuh.
"Kriteria itu gak terlalu penting!" hati jadi sewot.
"Lah dikau nyusun kriteria harus begini begitu, bukannya yang 'begini begitu' yang dikau yakini akan membuat dikau nyaman?" tanya logika.
"Iya sih, tapikan ... Kalau ketemu lagi orang kayak dia. Kalau enggak?" hati masih enggan mengalah.
"Sis, buat urusan dunia kriteria bolehlah dinego. Buat urusan akherat, aduhai tak lah. Jangan asal lah buat kriteria akherat," logika mulai nakut-nakutin.
dan teruslah begitu.
BAHAYA KAN?
Karena kalau udah telanjur nyaman, kita suka membuat pembenaran sendiri atas sikap yang keliru.
Iya emang. Hati gak (sepenuhnya) salah, karena yang nyaman emang penting. Tapi jangan sampai itu semua karena 'telanjur'.
Akhirnya malah bikin kamu jadi menutup mata.
Nyaman itu bibit cinta. Makanya kudu hati-hati. Jangan sampai dicintai karena keadaan yang 'telanjur'.
Maksudnya apa sih 'telanjur'?
Menurut KBBI online, telanjur itu artinya terlewat dari batas atau tujuan yang ditentukan.
Ya kayak kamu. Niatnya cuma teman eh kelewatan.
Memangnya mau?
Belum lagi kalau putus. Kamu masih sangat terobsesi bahwa dia adalah yang paling tepat buatmu. Kamu jadi susah move-on.
Terus gimana kamu mau membina hubungan baru?
Jangan sampai deh ya, udah sama yang baru tapi masih mikirin yang lama.
BAHAYA KAN?
Malah bikin kamu punya celah untuk gak setia. Atau malah menjerumuskan kamu ke dalam perselingkuhan. Gak mau kan?
Kok dari tadi nakutin terus sih?
Eh itu fakta loh. Bukan nakutin.
Jadi jatuh cinta karena terbiasa itu gak boleh? Gak baik atau gimana?
Jatuh cinta karena terbiasa boleh kok. Asalkan, kamu sama dia dapat membangun cinta di atas ke-telanjur-an itu.
Maksudnya gimana?
It's okay awalnya kita hanya sebatas teman. It's okay kita saling nyaman lalu memulai hubungan. Tetapi, kita harus memulai hubungan itu dengan membangun cinta. Bukan sekadar melanjutkan ke-telanjur-an itu.
Eh tapi poin paling pentingnya adalah
kamu sama dia HARUS SAMA - SAMA SINGLE YA!
JANGAN 'UDAH TERBIASA' SAMPAI JADI NYAMANYA SAMA SUAMI ORANG. JANGAN!
ITULAH BAHAYA YANG PALING HAKIKI.
*capslock gak nyantai*
Sekali lagi, ini adalah opiniku. Tapi bukan opini berdasarkan khayalan atau kekhawatiran semata ya. Ini ada kisah nyatanya. Aku hanya berusaha ambil 'inti sari'.
Udah paling aman memang jaga hati. Temenan jangan banyak baper.
Buat laki-laki :
Hey kamu, kalau udah nyaman sama temanmu dan sudah pastikan kalau dia itu SINGLE, sok gih dilamar aja. Daripada jadi bahaya mending jadi BAHAGIA.
Buat perempuan:
Kamu juga, kalau udah nyaman sama temanmu tapi dia gak kunjung ngelamar. Cukupilah perasaan itu. Tetap baik tanpa baper ya.
Eh tapi kalau kamu mau tanya ke dia tentang perasaannya biar jelas, boleh kok. Jadi kalau seumpama dia NO kan kamu jadi bisa cepat move-on. Tapi tetap elegan ya! Jangan kesel sambil ngedumel.
Iya tahu itu sulit. Tahu kok tahu. Usaha aja dulu ~
JAGA HATI itu sulit.
JAGA JARAK juga sulit.
Kamu pilih sendiri deh, sulit mana yang lebih mau kamu jalani.
Daripada sulit, mending sweet - sweet.
Gih buru lamar!

Laki-laki Benar atau (sekedar) Laki-laki Baik

on
11/20/2015

Cinta itu bukan sebuah permainan, ia sebuah pertanggungjawaban. Maka, ketika mencinta hanya ada 2 pilihan; sampaikan untuk menikah atau pendam sampai saatnya.


Sebagai seorang muslim kita sebenarnya tahu bahwa pacaran tidak ada dalam ajaran islam. Pun kita tahu bahwa kita dilarang mendekati zina. Apakah pacaran mendekati zina? Aku rasa, hati kecil kita tahu jawabannya. Hanya saja kita sering kali menutup mata, telinga, dan hati. Dan mungkin itu yang ku lakukan dulu.

Aku tidak ingin menutupi masa lalu, tidak pula ingin berbangga dengan yang pernah ku lewati. Aku pernah pacaran. Hampir empat tahun. Dan tiga tahun yang lalu aku memutuskan usai. Aku tidak lagi ingin pacaran. Bukan karena  rasa sakit hati atau tidak bahagia. Tapi, karena hidayah Allah. Setelah berbulan-bulan hati terusik, tidak lagi sejalan dengan 'pacaran'. Aku mengambil pilihan ini. Apakah mudah? Jelas tidak.

Mungkin kalian lebih paham bagaimana rasanya sudah mantan tapi masih sayang. Aku merasakan hal yang sama (pada saat itu). Tetapi aku tidak lagi bisa mengutarakan secara gamblang. Pun tidak bisa menyampaikannya dengan isyarat. Karena aku sedang berusaha menjalani pilihanku; menjaga hati. Aku menjaga hati untuk seseorang yang pantas aku cinta di waktu yang juga pantas. Sungguh, itu tidak mudah. Seringkali ada seseorang yang menyapa penuh perhatian dan memberi rasa nyaman. Apa aku pernah gagal? Sering. Aku sering terbuai dan rasanya ingin mengingkari komitmen pada pilihan sendiri. Tapi aku bersyukur, meski sudah di tepi jurang dan sedikit terpeleset. Allah menyelamatkan. Allah tidak membiarkanku terperosok. Allah bantu aku tetap istiqomah sampai saat ini, Alhamdulillah.

Jika memang kamu jatuh cinta pada seseorang, kamu hanya punya dua pilihan. Sampaikan seperti ibunda Khadijah ra atau pendam seperti Fatimah ra. Keduanya memberi contoh yang baik bagaimana seharusnya perempuan jika jatuh cinta. Jika kamu jatuh cinta dan memang sudah berkeinginan menikah, maka taaruf saja. Namun yang perlu diingat adalah ..... taaruf bukan pacaran islami! Bukan. Keduanya sangat berbeda.

Taaruf, menunjukan mental  seorang laki-laki yang benar. Jika cinta, datangi walinya. Bukan tebar pesona dengan putrinya. Jika cinta, nikahi. Bukan memacari dan jika tidak cocok ditinggal pergi. Taaruf itu sebenarnya menyelamatkan perempuan dan mungkin juga laki-laki dari sindrom pemberi harapan palsu. Karena modal keyakinan yang utama dan pertama dalam proses taaruf adalah keyakinan pada Allah, bahwa Allah pasti akan memberi yang terbaik. Dan kutipan "Dekati dulu penciptanya, baru ciptaan-Nya", adalah benar adanya. Jadi kamu gak perlu khawatir gimana jodoh kamu nanti, tanpa kamu tebar pesona sana-sini, Allah tahu kualitasmu. Jadi, jangan lagi menjadikan pacaran karena untuk mencari yang terbaik. Allah sudah menuliskan jodoh kita jauh sebelum kita hidup di dunia, yang menjadi urusan kita adalah mau menjemputnya dengan cara yang Allah suka atau cara yang suka-suka kita? :))))))

Teman, coba bayangkan jika kamu adalah wanita pertama, terakhir, dan satu-satunya yang pasangan hidupmu cintai. Bahwa sebelum kamu tidak pernah ada wanita lain  yang ia cintai. Ia menjaga hatinya, hanya untuk diserahkan kepada kamu, kekasih halalnya. Jika pun ada, wanita itu tidak lain adalah ibunya (begitu pun sebaliknya untuk pria).  Bagaimana perasaanmu? Kalau yang ditanya itu aku, jawabannya cuma satu; bahagia.

Tapi, cerita hidupku tidak seperti itu. Namun belum terlambat untuk memulai menjaga hati. Menjaga hati untuk seseorang yang patut dicintai, pasangan hidup kita kelak. Menjaga hati dari perasaan-perasaan yang belum saatnya. Menjaga hati untuk kamu, pangeranku yang sedang berjalan ke arahku. Aku tidak akan membicarakan masa lalu, bukan karena menutupinya. Tetapi, karena aku hanya ingin menatap masa depanku, kamu. Karena aku tidak ingin membicarakan lelaki lain selain kamu. Siapapun kamu, semoga Allah menakdirkan kita bersama - berdua - atas dasar cinta karena-Nya. Aamiin

Laki-laki yang mencintai dengan baik itu banyak, namun yang mencintai dengan benar itu langka.


Saidah 

Menemukan Wajah Seorang Penulis

on
10/29/2015
Kadang aku bingung harus menulis apa sedangkan di kepalaku sudah banyak sekali kata-kata yang berebut namun tak runut. Mereka berlomba-lomba mencekokiku dengan pemikiran A B D K L M Z.

Mereka berputar-putar di dalam kepalaku yang ukuranya tak lebih besar dari sebuah meja bundar. 
Mereka berdiskusi dengan gaya sok politisi. Mereka membuat aku (kadang) hampir frustasi dengan pemikiran sendiri.


Lalu sekarang, apa yang harus aku tulis lebih dulu?
Apakah kamu pernah mengalami hal sama seperti ini?

Rasanya menyebalkan sekali ketika ada di posisi ini. Bingung - pusing - hingga berakhir tidak menulis apa-apa. Ternyata menjadi seorang penulis itu tidak mudah. Menjadi seorang penulis bukan cuma pekara menulis dan selesai. Banyak fase yang harus dilewati jika memang ingin menjadi seorang penulis, bukan sekedar hobi menulis.


Awalnya ku pikir menjadi seorang penulis itu mudah. Asalkan kamu suka menulis - selesai perkara. Namun ternyata ada banyak hal yang bisa membuatmu pusing tujuh keliling. Hal ini tentang diri, wajah, atau yang biasa disebut ciri khas seorang penulis. Apa yang membedakan kamu dengan penulis lainnya? Dimana menariknya tulisanmu? Dan kenapa mereka harus membaca ceritamu?

Dan fase awal kebimbangan untuk menjadi seorang penulis ada pada jenis tulisan apa yang ingin ditekuni; fiksi dan non-fiksi. Karena aku percaya, seseorang yang suka menulis pasti mampu untuk menulis keduanya, hanya saja dimana letak kekuatan penulis tersebut; fiksi-kah atau non fiksi? Aku pribadi suka keduanya. Banyak hal yang ingin aku gali dari dua jenis tulisan ini. Namun aku meyakini bahwa kekuatan menulisku ada pada genre fiksi; khayalan - imajinasi. Dan aku berusaha untuk fokus pada itu.

Lalu setelah aku menemukan kekuatanku ada pada genre fiksi, bukan berarti perkaraku habis. Sebagai seorang penulis pemula, aku harus punya ciri khas. Mau dibawa kemana tulisanku? Ingin dikenal sebagai penulis apa?

Ambil contoh bunda Asma Nadia, beliau adalah penulis yang konsisten membahas permasalahan rumah tangga. Lihatlah dari judul novelnya, mulai dari Catatan Hati Seorang Istri hingga Surga yang Tak Dirindukan. Lalu coba lihat Raditya Dika, ia sukses membangun image-nya sebagai penulis komedi. Judul bukunya selalu menggunakan nama hewan; Kambing Jantan, Marmut Merah Jambu hingga Cinta Brontosaurus. Dan aku kembali bertanya kepada diri sendiri; ingin seperti apa kamu dikenal?


Selama ini cerita fiksi yang aku tulis bercerita tentang romansa. Berkaca pada pengalaman pribadi dan juga khayalan, aku menuliskannya menjadi cerita. Aku suka mengeksplorasi tokoh dan melekatkan tokoh dalam ceritaku ke alam nyata. Aku sering berbicara pada kaca seolah aku ini aktor yang sedang memainkan peran. Hari ini aku sebagai tokoh A, lalu kemudian aku berganti peran jadi B. Aku mencipta dunia sendiri. Semata untuk menjiwai tokoh yang ingin ku tulis. Aku suka dan menikmati ritual ini, hehehe.

Oke. Kembali lagi pada ciri khas penulis. Dulu (dan kadang masih sampai sekarang) aku menulis tentang romansa anak muda; indahnya jatuh cinta - sakitnya patah hati beserta peliknya drama-drama. Tapi sekarang, aku merasa 'tema' itu tidak lagi relevan dengan keadaanku sekarang. Karena karakter seseorang berpengaruh pada tulisan yang ia buat dan image apa yang ingin ditampilkan. Aku sudah tidak lagi bisa menulis romansa berbau pacaran. Kenapa? Karena dalam kehidupan nyata, aku dalam proses hijrah. Dalam kehidupan pribadi aku sudah memilih meninggalkan pacaran. Dan kini, aku harus kembali mencari diri, wajah, atau ciri khasku sebagai seorang penulis.

Kegalauan itu memuncak. Karena sudah hampir sebulan aku seolah tak bisa menulis. Setiap aku menulis pasti terhenti di tengah jalan dan berakhir terabaikan. Sebenarnya aku mau dikenal sebagai penulis apa? Lagi-lagi pertanyaan itu muncul. Sebenarnya, Alhamdulillah setahun ke belakang aku dipercaya untuk menulis feature tentang travelling. Aku belajar hal baru disini. Bukan hanya jenis tulisanku yang 'berbelok' dari fiksi (sastra) ke feature - soft news (jurnalistik). Namun lebih dari itu. Aku belajar banyak hal, bertemu banyak hal, dan mendapatkan banyak hal dari sana. Sejujurnya aku suka keduanya. Lagipula, latar belakang pendidikanku memang ahli madya komunikasi, aku belajar jurnalistik dan masih menyimpan impian untuk bekerja di ranah ini.

Sebelum aku terpilih menjadi salah satu kontributor untuk menulis tentang travelling, aku sempat ragu. Apa aku bisa? Dan kenyataannya aku bisa meski pada awalnya kesulitan karena tak biasa. Aku merasakan bahwa merubah kebiasaan menulis dari sastra menuju jurnalisme itu tidak mudah, setidaknya untukku. Jujur saja saat aku telah terbiasa menulis feature (by fact - real - bukan imajinasi) dan aku ingin kembali menulis fiksi, aku kesulitan. Aku kesulitan karena sudah lama tidak mempertajam daya khayalku, karena kemarin aku menulis apa yang benar terjadi - ada. Namun  meski menyukai tulisan jurnalisme, cintaku tetap pada fiksi. Karena aku telah memilih fiksi jauh sebelumnya. Kalau pun aku menulis genre lain selain fiksi, itu hanya bentuk belajar dan aktualisasi diri bahwa sebenarnya aku bisa 'memperluas kenyamananku'.

Dan, kembali ke persoalan; aku ingin dikenal sebagai penulis apa? Kalau kata temenku untuk menemukan ciri khas ini, hal pertama yang harus dilakukan adalah ....... mendefiniskan diri sendiri. Saidah itu siapa? Lalu hal selanjutnya adalah kegelisahan. Sebab, kegelisahan-lah yang mengantarkan penulis menemukan premis untuk mengembangkannya jadi cerita. Dalam fiksi, daya khayal - imajinasi - bermain setelah kita menemukan kegelisahan. Kenapa kegelisahan? Kegelisahan itu adalah bentuk lain dari kejujuran. Bukankah penulis yang baik adalah penulis yang jujur. Seperti halnya saat ini; aku gelisah tentang ciri khas ku sebagai seorang penulis maka jadilah tulisan ini.

Sebagai seorang penulis, kita pun harus menjadi seorang pembaca dan terkadang tanpa sadar kita seringkali 'mengadaptasi' gaya tulisan dari seseorang yang bukunya kita baca. Hal itu wajar, karena kita masih dalam proses mencari diri, wajah, atau ciri khas kita. Suatu hari kita pasti menemukan ciri khas kita. Ciri khas yang memang mewakili diri kita. Ciri khas yang membuat pembaca sudah mengenali kita hanya dari tulisan kita. Suatu hari, aku ingin mendengar pembaca mengatakan

'Gue tau ini karyanya Saidah kan? Coba sini gue liat penulisnya, tuhkan bener Saidah.'
Dan saat itu terjadi artinya aku telah berhasil menemukan ciri khasku. Yuk kita sama-sama menemukan, semangaaaaat!!!



Saidah

Jika Aku Jadi Presiden

on
4/01/2015
Aku tidak tahu harus bicara apa tentang Pak Presiden. Tidak tahu harus menilainya bagaimana. Yang ku lihat saat ini semuanya abu-abu. Hitam putih bercampur jadi satu, seperti benar salah yang masih ambigu. Benar 
bisa dipersalahkan. Salah bisa seolah-olah benar.

Banyak mahasiswa yang bersorak menuntut keadilan, meminta pertanggungjawaban atas nama rakyat yang didegung-degungkan. Aku pernah menjadi bagian dari mahasiswa itu. Berkumpul sesama mahasiswa dari universitas lain seluruh Indonesia. Lalu kami menyuarakan aspirasi kami, berjalan jarak jauh tanpa rusuh, hingga kami sampai di istana orang nomer satu di negeri ini. Disana kami berdiri di bawah terik matahari, dijaga ratusan polisi yang mungkin jumlahnya lebih banyak dari kami. Sungguh kami tidak ingin anarki, kami hanya ingin Pak Presiden bisa menemui kami dan 'mendengarkan' kami. Tapi sia-sia, kami hanya bicara pada gedung putih gagah perkasa dan disoraki pengguna jalan yang sebenarnya kami bela.

Lain lagi cerita kakekku. Beliau telah hidup sejak zaman penjajahan dulu. Beliau pernah ikut angkat senjata demi membela tanah air tercinta. Perjuangan itu terbayar ketika Soekarno Hatta memproklamirkan kata Merdeka. Beliau bercerita betapa menjadi seorang Presiden itu tidak mudah. Sebelum memutuskan suatu kebijakan, banyak jiwa yang jadi pertimbangan. Jiwa-jiwa rakyatnya yang mendamba hidup aman dan sejahtera. Sekali lagi, menjadi Presiden itu tidak mudah. Tidak seperti bayangan manusia awam yang melihat pemimpin sebagai pemegang kuasa dan penikmat gaji luar biasa. Lebih dari itu, yang sering kita lupa bahwa presiden juga manusia.

Kalau aku jadi presiden? Aku tidak pernah membayangkan jadi presiden dan tidak pernah bercita-cita menjadi presiden. Bentuk cinta kepada negara tak melulu berada dalam satu barisan pemerintahan. Tak melulu menjadi dewan. Tak melulu berseragam badan legislatif, yudikatif, atau eksekutif. Aku bisa menjadi diriku paling baik, menjalani profesiku dengan bahagia, membantu sesama karena memang tugas seorang manusia.

Tapi jika seandainya aku jadi presiden? Baiklah jika seandainya aku jadi presiden, aku akan memperbaiki sistem pendidikan, terutama pendidikan agama. Sebuah pendidikan dasar yang wajib ditanamkan dalam diri setiap manusia hingga batas usia. Meletakkan nama Tuhan di atas segala, meletakkan nama Tuhan di tempat paling atas dari setiap prioritasnya. Meletakkan nama Tuhan dalam hati dan jiwanya. Bukankah kemerdekaan negara ini atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa? Dan itu tercantum dalam pembukaan UUD 1945.




Saidah
31.03.2015
Bogor.

Temukan Jalanmu Sendiri!

on
2/25/2015
Dunia ini luas. 
Ruang memiliki batas. 
Kamu tidak menemukan dirimu sendirian. 
Ada banyak orang dengan mimpi dan asa yang sama, berjalan bersama-sama di sampingmu.
Kamu hanya akan bertemu, saling sapa, saling melempar tawa dan sedikit cerita.
Tapi kamu tidak pernah tahu, tentang perjalanan seperti apa yang telah mereka tempuh, begitu pula sebaliknya.
Karena meski berada pada jalan yang sama, sepatu kita berbeda.



Kadang kita terlalu memandang tinggi orang lain dan sibuk menggerutu tentang diri sendiri. Kita sibuk membandingkan. Tentang apa yang mereka punya dan kita tidak punya. Tentang apa yang berhasil mereka capai dan tidak kita capai. Sehingga akhirnya membuat kita mencoba mengorek aib mereka untuk kita jatuhkan agar diri kita ternilai lebih baik dari mereka. Naudzubillah.

Bersyukurlah!
Kita akan selalu merasa tidak cukup dengan apapun yang kita dapatkan jika tidak bersyukur. Setiap hari kita akan selalu berpikiran negatif tentang sesuatu yang sebenarnya tidak butuh diperumit. Be simple! Bersyukur itu menenangkan.

Terimalah!
Jika mungkin diri kita belum sehebat mereka yang kita anggap 'rival', terimalah. Mungkin memang kita butuh untuk bekerja lebih keras, berdoa lebih banyak, dan berpasrah lebih tulus.

Belajarlah!
Membandingkan tidak akan menyelesaikan masalah. Kamu akan selalu terjebak dalam pikiran sempitmu tentang nikmat Tuhan. Bersyukur dan terimalah apapun yang telah kita dapatkan. Jangan pernah berhenti berusaha dan belajar. Setiap hari kita selalu belajar tentang apapun. Setiap hari selalu ada pelajaran baru bagi kita jika kita sadar dan mau memahami. Belajarlah untuk bisa berbagi.
Impian kita boleh saja sama. Tapi kita gak harus jadi sama.
Temukan jalanmu sendiri!



Saidah

Sebuah Tanya

on
2/04/2015
Bagaimana kau merasa bangga, akan dunia yang sementara.
Bagaimanakah bila semua, hilang dan pergi meninggalkan dirimu?


Mengapa banyak manusia yang begitu keras berjuang demi mewujudkan mimpi-mimpinya. Namun di saat yang sama terkadang mereka begitu ringkih dan rapuh dalam pemahaman agama?

Banyak orang yang ketika tersungkur dalam lara, ia tak absen untuk terus berupaya. Hingga ia mereguk bahagia dalam pandangan manusia. Namun kenapa? Ia tak menyadari terkikisnya iman yang harus terjaga dalam hati. Yang setiap hari seharusnya diperbaharui. Yang setiap hari harusnya dijaga hingga mati, bukan dibiarkan mati.

Tak sedikit yang berlomba untuk mengejar gelar dunia. Mencari ilmu hingga ke negeri china. Itu tak salah sebenarnya, namun kenapa ilmu agama yang seharusnya utama selalu diesok-esok?
Apakah keduanya berbeda sehingga tak dijalankan di saat yang sama?
Apakah begitu sulit dan rumit perkara agama hingga belajarnya menunggu tua?
Mengapa kamu selalu memikirkan apa yang telah Tuhan beri? 
Tak cukup buktikah hari ini kamu bisa bernafas dan beraktivitas sebagai nikmat yang luar biasa?
Mengapa kamu memikirkan nanti? Bagaimana nanti terjadi jika hari ini saja kamu lalai benahi?


Bukan maksudku menggurui, ini hanya bentuk perenungan diri. Sebab aku mudah lupa dan menulis membuatku ingat bahwa aku pernah ada di titik ini.



Saidah

Kelas Bogor : Travel Blogging for Blogger Bogor.

on
1/11/2015
Haiiii semuaaaaa.
Apa kabaaar? Semoga selalu sehat dan bahagiaaaaa. Aamiin

Eh, sabtu kemarin kalian ngapain? Pasti malem mingguan sama pacar ya?
Cieeeee.

Kalian tau gak sih kalo Sabtu kemarin ada acara seru di Bogor?
Iya. Selain Bogor Sound Cloth, kalian tau gak ada acara seru apa lagi?

Buat para Blogger Bogor pastinya tau dong kemarin ada acara apa. Siapa yang gak dateng?


Menampilkan IMG_20150107_081843.jpg
Ini dia posternya

Ah, sayang sekali yang gak dateng kemarin. Tapi tenaaang, gue akan bagi ilmunya disini buat kalian.
Siapa sih yang gak seneng travelling? Gue rasa semua orang suka pake banget malah.
Dalam khayalan gue. Gue akan mengarungi dunia bareng suami gue. Kemana aja kaki melangkah selama bersama rasanya indah. Ke tempat-tempat yang menyajikan pemandangan alam yang aduhai, sampe gue berdecak kagum dan bilang "Tuhan Maha Keren karena menciptakan alam sekeren ini". Menyusuri spot-spot pemalu yang butuh untuk untuk dijorokin keluar supaya dunia lihat kalo dia tuh ada. Terlebih dengan banyak jalan, kita akan banyak belajar dari perjalanan dan akan lebih cinta sama alam.
Dan masih dalam khayalan gue. Gue akan mendaki gunung berdua. Dan ketika sampai di puncak gunung, kita akan saling berpelukan, menyatukan diri kita dan juga menyatu bersama alam. Memandang langit yang mungkin jaraknya tinggal beberapa jengkal dari tempat kita memijakan kaki. Duduk berdua dan membayangkan tentang masa depan. Kemana lagi kaki ini akan melangkah?

Dan untuk semua itu, apa gue akan menikmatinya sendirian? Jelas enggak. Gue pengen semua orang tau tentang alam yang super keren ini. Terutama alam Indonesia.

Gue akan menuliskannya. Karena gue percaya bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian. Karena dengan menulis akan semakin banyak orang yang baca. Bukan cuma sekedar pamer foto bahwa gue pernah kesana tapi menuliskan semua yang dialami, menceritakan semuanya dalam buku catatan online: BLOG!

"Isi blog itu gak sama kaya isi berita yang kalo gak dipublish hari ini bisa basi." - @harrismaul



Menampilkan IMG_20150110_131655.jpg
Mas Haris lagi ngajar

Mas Harris juga ngejelasin tentang gimana caranya membuat konten supaya blog kita gak sepi pembaca.

Ini dia ...

1. Domain!
Ibarat lo jualan, nama domain lo adalah merk dagang lo. Ada yang nama domainnya unik dan ada juga yang nama mereka sendiri.
Mas Harris sendiri pake nama domain dari namanya beliau, yaitu
www.harrismaul.com
2. Tagline!
Tagline itu PENTING. Coba liat iklan-iklan di TV, kebanyakan dari mereka punya tagline. Biar apa? Biar produk mereka mudah diingat. Contohnya kaya tagline-nya Prudential 'Always Listening Always Understanding'

3. Label.
Label ini penting loh. Supaya mempermudah pembaca yang mampir ke blog kita mencari apa yang mau doi baca.

4. Google Friendly
Share tulisan kamu jangan sampe lupa. Dan rajin-rajin promosiin di social media, utamanya google. Because what? Google adalah mesin pencari nomor satu.

5. SEO
Salah satu tipsnya adalah buat judul yang sekiranya akan banyak dicari sama orang. Contohnya : 5 tempat wisata menarik di Jakarta.

Selain kelima hal di atas, kamu juga jangan diam aja di rumah tapi yang rajin bangun kedekatan dengan para blogger. Join komunitas supaya memperluas networking kamu. Yaaa, kaya dengan ikut acara Belajar bareng @KelasBogor ini.

Eits ada lagi yang jangan sampe kelupaan.
Di setiap postingan kamu atau mininal di biodata blog kamu deh, cantumin dengan jelas biodata kamu sampe nomer yang bisa dihubungi. Siapa tahu ada yang ngajak kerjasama kan?
Mau gak? Jadi jangan menutup diri.

Gimana sih caranya nulis travel blogging? Jawabannya sudah sangat sering kamu dengar. Apalagi kamu yang pernah belajar jurnalistik. Salam hangat dari 5W+1H ..

Selain mas Harris, ada mas Yudi dari @ezytravelindo nih yang memberikan angin segar buat para travellers. Bahwasanya kamu bisa booking tiket 24 jam! Waw.




Menampilkan IMG_20150110_133202.jpg
Ini Mas Yudi dar Ezy Travel

Dan di @ezytravelindo kamu gak cuma bisa booking tiket pesawar atau tiket hotel aja tapi juga kamu bisa ikut paket wisata dari @ezytravelindo. Dan yang lebih okenya lagi, cuma di @ezytravelindo yang menyediakan Cruise buat kamu kamu semuaa.

Ada satu misi baik @ezytravelindo yang bikin gue kembali bilang 'waw' dan mendukungnya!

"Lebih cintai daerahmu. Kulik apa yang ada disana. Tulis di blogmu! Dan kenalkan pada semua."

Dan karena atas dasar cinta Indonesia itulah, @ezytravelindo membuat blog Hello Bogor. Khusus buat kita semua para blogger bogor untuk memperkenalkan Bogor!

Dan berita baiknya, Bogor adalah kota pertama yang dibuatkan wadah kreatif ini. Yeeey, Congrats!

Seneng banget deh belajar bareng @KelasBogor kemarin. Aseli senengnya. Bener-bener memperluas networking dan dapet ilmu dan inspirasi baru buat nulis. Karena sejujurnya gue adalah orang yang minat travelling tapi belum nekat melakukannya. Selama ini cuma sekedar jalan-jalan ke tempat deket dan yang paling jauh itu Yogya. Hehehe

Semangat yuk untuk terus nulis, posting di blog dan melakukan hal itu tanpa ada capeknya. 

Untuk eksplor lagi apa yang kamu punya!





Menampilkan IMG_20150110_191221.jpg
pose pertama


Menampilkan IMG_20150110_163509.jpg
pose kedua


Menampilkan IMG_20150111_163507.jpg
Saidah-Kartika-Selviana-Putri Fadhilah



Salam,
Saidahumaira

Indonesian Hijab Blogger

on
12/27/2014
Girls, ada yang udah tau tentang #IndonesiaHijabBloggers? 
Pertama kali aku tau tentang IHB ini dari instagramnya kak @chachathaib. Disana doi posting foto first kopdar IHB. Dan dilihat dari foto-fotonya aku sangaat tertarik. Selama ini aku suka bingung mau ikutan komunitas apa, yang mencakup semua apa yang aku suka, yang muslimah dan komunitas nulis juga. Sampe akhirnya nemu #IndonesianHijabBlogger ini! Awalnya sih ngira ini komunitas ini cuma untuk fashion blogger aja eh ternyata gak juga loh. Tentang apapun postinganmu selama bermanfaat bisa banget ikutan komunitas ini. Syaratnya simpel banget, kamu muslimah berhijab dan punya blog bisa langsung gabung. 
Caranya? Kunjungi blog #IndonesianHijabBlogger dan klik Join Us yaa. Hari ini aku udah kirim pendaftarannya, semoga beruntung bisa jadi anggota IHB. Nambah ilmu dan pastinya nambah saudara... ❤


Salam,


 Saidahumaira

Thanks a lot, Tante Mery.

on
11/26/2014


…..
Gak tahu mau mulai tulisan ini dari mana. Saking gak bisa mengungkapnya lewat kata-kata. Tapi gue perlu untuk sharing. Siapa tahu cerita ini juga bisa bermanfaat buat orang lain.

Rabu, 26 November 2014. Di salah satu acara music stasiun televisi kebanggan Indonesia, di antara pukul 10.00 dan 11.00 siang waktu Indonesia bagian barat.

Kalau dengar nama Raffi Ahmad, gue yakin satu Indonesia pasti sudah tahu siapa dia. Yes, he is Indonesian entertainer. Salah satu bintang muda berbakat kebanggan Indonesia. Yang terkenal dengan sikapnya yang pecicilan tapi bersahabat. Yang suka tebar pesona sana sini tapi cuma cinta sama satu perempuan, Gigi. And he is my idol. Tapi disini gue bukan mau cerita tentang ARaffi, tapi asistennya yang bernama Muhammad Sadeli alias Mery.

Awalnya gak begitu nyimak segmen di acara Dahsyat yang ngebahas tentang Tante Mery. Cuma nonton sekilas-sekilas aja. Sampe akhirnya, kring kring Dahsyat nelpon ibu dari Tante Mery. Durasi yang terbilang singkat tapi membekas buat gue. Ternyata, inspirasi itu gak cuma datang dari orang hebat yang terkenal aja. Dari seorang yang mungkin bukan siapa-siapa, justru kita bisa belajar banyak.

Pelajarannya sederhana banget, tapi penting. Tentang cinta ibu dan anak, tentang rindu, tentang berjuang, tentang sebuah pengorbanan.

Gue jadi inget, ada seorang temen SMA gue yang posting sesuatu di Path, tentang siapapun kita, kita tetap punya peran dalam hidup ini.

Cerita singkatnya: Ada seorang ibu yang memiliki tujuh orang anak. Sang ibu begitu bangga dengan anak-anaknya. Anak kedua sampai anak ketujuh memiliki pekerjaan yang luar biasa berkelas; dokter, pengacara, anggota DPR, banker kelas dunia, dan pekerjaan-pekerjaan bergaji mahal lainnya. Namun ketika ditanya, apa pekerjaan anak pertamanya, sang ibu berkata : petani. Orang lain yang mendengar mungkin akan mengira sang ibu malu dengan pekerjaan anak pertamanya, tapi ternyata…. TIDAK. Satu hal yang menarik diungkapkan oleh sang ibu bahwa ternyata anak pertamanya-lah yang justru membiayai keenam adiknya sehingga bisa menjadi seseorang yang hebat.

Dan balik lagi ke cerita Tante Mery. Terlihat sekali dari mimik wajahnya, kalau tante Mery sangat sayang sama ibunya dan sangat sangat rindu ingin bertemu. Di balik karakter Tante Mery yang gemulai, ada satu hal yang mungkin tak terlihat oleh orang lain, yaitu sifat dan sikap BERBAKTI kepada orang tua. Tante Mery memang tidak menangis, tapi terlihat sekali ia berusaha menahan tangis. Dari matanya terbaca tentang kerinduan pada ibunya. 

Sebab, LDR yang paling sulit adalah LDR dengan orang tua - Doddy

Keberhasilan seorang anak memang tak pernah lepas dari doa dan perjuangan kedua orang tua, terutama ibu dalam mendidik dan membesarkan anaknya menjadi sosok yang luar biasa. Pekerjaan menjadi seorang ibu mungkin terlihat sederhana, tanpa upah, tanpa promosi jabatan, dan tanpa popularitas. Tapi dari seorang ibu yang mencurahkan sepenuh waktu dan kasih sayangnya untuk keluargalah lahir sosok-sosok luar biasa.

Rasanya gak berlebihan ya kalau gue say thanks buat Tante Mery, yang sudah menjadi pengingat bahwa kita bisa jadi siapa saja atau apa saja asalkan kita tidak pernah lupa untuk berbakti pada kedua orang tua.

Thanks a lot, Tante Mery.
Thanks juga Dahsyat! ({}) :*




Saidah

Apa kabar Gaza hari ini?

on
8/21/2014
Apa kabar Gaza hari ini?

Adakah yang mampu menjelaskan padaku kabar tentang Gaza..
Dari sekedar yang ku tahu dari balik layar televisi.
Yang ku lihat begitu pilu, lebih pilukah keadaan disana?
Ku rasa jawabannya, .... YA.

Air mata rasanya tak lagi basah, sudah mengering bersama darah para mujahid yang tak mundur selangkahpun. Yang rela mati tanpa berusaha untuk lari.
Wanita tak henti-henti berteriak, mengiba, agar serangan sadis tak berprikemanusian dihentikan namun .....
Mereka justru jadi santapan empuk selongsong peluru...
Dan kemudian lagi-lagi kami hanya bisa meratapinya ...

Anak-anak kecil yang baru saja melihat dunia harus tercabik-cabik jiwanya ketika ia menyaksikan kematian ayah bundanya di depan mata mereka.
Apa yang mereka lakukan selain menangisi? 
Mereka tak punya kekuatan apapun untuk melawan, mereka butuh perlindungan. 
Namun mereka tak mendapatkannya ... 
Yang terjadi adalah mereka pun kemudian tak luput menjadi target kebengisan militer israel yang biadab.

Seluruh dunia mengecam. 
Aksi Israel sangat tidak berprikemanusiaan. Aksi Israel sangat biadab. 
Dan sudah banyak pihak yang berupaya untuk mendamaikan. 
Tapi sayang ....... Negara Adidaya Amerika Serikat ternyata menjadi pelindung dan pemasok persenjataan untuk Israel. Hal tersebut jelas-jelas dinyatakan oleh presiden AS, Barrack Obama.

Astagfirullahaladzim. Astagfirullahaladzim. Astagfirullahaladzim.

Apalagi yang bisa kami lakukan selain berdoa?
Selagi kami mampu akan kami lakukan. 
Karena kamipun bertanggung jawab atas keadaan mereka.
Karena kamipun akan dimintai pertanggungjawabannya nanti oleh Tuhan Yang Maha Esa.


Doa memang bernilai besar tapi itu aksi nyata paling kecil yang bisa kita lakukan. Kita bisa melakukan lebih. Dengan hal apapun yang kita mampu.
Seiring dengan doa yang tidak pernah terputus.

Nama saya Saidah Chumairoh Rahmat. Aksi nyata saya untuk membantu #Gaza #Palestina adalah dengan tidak mengonsumsi dan membeli barang apapun buatan Amerika.
Dan saya berharap teman-teman yang membaca blog ini bisa melakukan hal lebih dari yang saya lakukan.


Salam,
Saidahumaira.

JANGAN CINTAI AKU APA ADANYA

on
6/26/2014


Kalau baca judulnya pasti semua udah pada tau ini judul lagu dari penyanyi TULUS. Yes, gue suka banget lagunya dan dipetik dari nama judulnya itu bener banget. Dulu bahkan sampai hari ini kita masih sering dengar beberapa orang menyebutkan kalimat “dia bisa menerimaku apa adanya”, kalimat itu gak salah, tapiii kurang tepat. Dalam buku ‘Jangan Bodoh Mencari Jodoh’ karya BRILI (@briliagung), gue membaca kalimat yang tepat;


Jangan meminta jodoh yang mau menerima kita apa adanya, tetapi mintalah jodoh seseorang yang merasa beruntung bersama kita.”

Menerima apa adanya itu gak salah tapi alangkah lebih baiknya jika kita merasa beruntung menerimanya. Orang yang selalu merasa beruntung meski dia hanya mendapat ‘sekedarnya’ itu tidak akan pernah merasa kurang. Menjadi seseorang yang betul-betul berarti kehadirannya di setiap waktu untuk pasangan, rasanya pasti luaaaar biasa bahagia. Bayanginnya aja udah senyum-senyum. Beda halnya kalau hanya sekedar ‘menerima apa adanya’, rasanya terkesan pasrah, dan ada masanya semua jadi kadaluarsa. Pasti gak akan enak kalau kalimat “Ya adanya cuma segini, mau diapain lagi?” keluar dari mulut orang yang kita cintai.
 T_T

Om Yovie aja bilang gini : “Aku hancur, ku terluka namun engkaulah nafasku. Kau cintaku meski aku bukan di benakmu lagi. Dan ku beruntung sempat memilikimu.”
Tuh …. Meskipun udah gak sama-sama lagi alias p.u.t.u.s, doi masih ngerasa beruntung karena pernah memiliki. Kalau kita jadi mantannya pasti tersanjung. Iya kaaaaan??

“Aku suka caramu membuatku tersenyum saat hariku kelabu. Aku suka caramu tertawa riang saat kau datang menyambutku. Aku suka semua perhatianmu. Aku suka caramu menjaga diriku. Aku sukaaaaaa semuanya tentang kamu.”