Laki-laki Benar atau (sekedar) Laki-laki Baik

on
11/20/2015

Cinta itu bukan sebuah permainan, ia sebuah pertanggungjawaban. Maka, ketika mencinta hanya ada 2 pilihan; sampaikan untuk menikah atau pendam sampai saatnya.


Sebagai seorang muslim kita sebenarnya tahu bahwa pacaran tidak ada dalam ajaran islam. Pun kita tahu bahwa kita dilarang mendekati zina. Apakah pacaran mendekati zina? Aku rasa, hati kecil kita tahu jawabannya. Hanya saja kita sering kali menutup mata, telinga, dan hati. Dan mungkin itu yang ku lakukan dulu.

Aku tidak ingin menutupi masa lalu, tidak pula ingin berbangga dengan yang pernah ku lewati. Aku pernah pacaran. Hampir empat tahun. Dan tiga tahun yang lalu aku memutuskan usai. Aku tidak lagi ingin pacaran. Bukan karena  rasa sakit hati atau tidak bahagia. Tapi, karena hidayah Allah. Setelah berbulan-bulan hati terusik, tidak lagi sejalan dengan 'pacaran'. Aku mengambil pilihan ini. Apakah mudah? Jelas tidak.

Mungkin kalian lebih paham bagaimana rasanya sudah mantan tapi masih sayang. Aku merasakan hal yang sama (pada saat itu). Tetapi aku tidak lagi bisa mengutarakan secara gamblang. Pun tidak bisa menyampaikannya dengan isyarat. Karena aku sedang berusaha menjalani pilihanku; menjaga hati. Aku menjaga hati untuk seseorang yang pantas aku cinta di waktu yang juga pantas. Sungguh, itu tidak mudah. Seringkali ada seseorang yang menyapa penuh perhatian dan memberi rasa nyaman. Apa aku pernah gagal? Sering. Aku sering terbuai dan rasanya ingin mengingkari komitmen pada pilihan sendiri. Tapi aku bersyukur, meski sudah di tepi jurang dan sedikit terpeleset. Allah menyelamatkan. Allah tidak membiarkanku terperosok. Allah bantu aku tetap istiqomah sampai saat ini, Alhamdulillah.

Jika memang kamu jatuh cinta pada seseorang, kamu hanya punya dua pilihan. Sampaikan seperti ibunda Khadijah ra atau pendam seperti Fatimah ra. Keduanya memberi contoh yang baik bagaimana seharusnya perempuan jika jatuh cinta. Jika kamu jatuh cinta dan memang sudah berkeinginan menikah, maka taaruf saja. Namun yang perlu diingat adalah ..... taaruf bukan pacaran islami! Bukan. Keduanya sangat berbeda.

Taaruf, menunjukan mental  seorang laki-laki yang benar. Jika cinta, datangi walinya. Bukan tebar pesona dengan putrinya. Jika cinta, nikahi. Bukan memacari dan jika tidak cocok ditinggal pergi. Taaruf itu sebenarnya menyelamatkan perempuan dan mungkin juga laki-laki dari sindrom pemberi harapan palsu. Karena modal keyakinan yang utama dan pertama dalam proses taaruf adalah keyakinan pada Allah, bahwa Allah pasti akan memberi yang terbaik. Dan kutipan "Dekati dulu penciptanya, baru ciptaan-Nya", adalah benar adanya. Jadi kamu gak perlu khawatir gimana jodoh kamu nanti, tanpa kamu tebar pesona sana-sini, Allah tahu kualitasmu. Jadi, jangan lagi menjadikan pacaran karena untuk mencari yang terbaik. Allah sudah menuliskan jodoh kita jauh sebelum kita hidup di dunia, yang menjadi urusan kita adalah mau menjemputnya dengan cara yang Allah suka atau cara yang suka-suka kita? :))))))

Teman, coba bayangkan jika kamu adalah wanita pertama, terakhir, dan satu-satunya yang pasangan hidupmu cintai. Bahwa sebelum kamu tidak pernah ada wanita lain  yang ia cintai. Ia menjaga hatinya, hanya untuk diserahkan kepada kamu, kekasih halalnya. Jika pun ada, wanita itu tidak lain adalah ibunya (begitu pun sebaliknya untuk pria).  Bagaimana perasaanmu? Kalau yang ditanya itu aku, jawabannya cuma satu; bahagia.

Tapi, cerita hidupku tidak seperti itu. Namun belum terlambat untuk memulai menjaga hati. Menjaga hati untuk seseorang yang patut dicintai, pasangan hidup kita kelak. Menjaga hati dari perasaan-perasaan yang belum saatnya. Menjaga hati untuk kamu, pangeranku yang sedang berjalan ke arahku. Aku tidak akan membicarakan masa lalu, bukan karena menutupinya. Tetapi, karena aku hanya ingin menatap masa depanku, kamu. Karena aku tidak ingin membicarakan lelaki lain selain kamu. Siapapun kamu, semoga Allah menakdirkan kita bersama - berdua - atas dasar cinta karena-Nya. Aamiin

Laki-laki yang mencintai dengan baik itu banyak, namun yang mencintai dengan benar itu langka.


Saidah 
3 komentar on "Laki-laki Benar atau (sekedar) Laki-laki Baik"
  1. terkadang kita berharap agar punya suami yg sebelumnya tak ada wanita lain di hatinya kecualu ayahnya, nah..kita juga harus mengupayakan diri agar tak ada pria lain sebelum suami...

    BalasHapus