Mengapa kamu menulis?
Ketika ada orang yang bertanya hal itu padaku, aku hanya akan menjawab dengan satu kata; suka. Aku suka menulis.
Mengapa kamu suka menulis?
Dan jawabanku tak lagi hanya sekedar satu kata. Ada penjabaran panjang yang aku jelaskan tanpa diminta. Dengan berbinar aku antusias bercerita, tentang sesuatu yang membuatku jatuh cinta. Tak berlebihan jika aku berkata ini tentang rasa, bahwa Tuhan menciptakan cinta bukan hanya sekedar dari manusia kepada manusia.
Aku sedang belajar. Mungkin selama ini aku hanya menyimpannya sebagai sesuatu yang ku suka. Lambat laun ku sadari, aku jatuh cinta. Menulis membuatku bisa merefleksikan rasa, mengungkapkan fakta tanpa bicara, berkata tanpa suara. Ia hanya deretan kalimat yang membentuk satu pola dan bermakna.
Sengaja kutebali pada kata bermakna. Karena setiap baris kalimat yang tertulis tentu saja punya makna. Tentang apa, untuk siapa, bagaimana, kapan, dimana dan mengapa. Pertanyaan yang sudah mahir diolah oleh para pewarta. Dan tentu saja sebagai pemungut hikmah dan penulis cerita kita pun harus mahir meraciknya. Kini, konsep tanya itu milik kita. Tak lagi punya mereka para pencari berita.
Menulis menuntaskan gelisahku yang selama ini hanya menggantung di antara hati dan pikiran. - saidahumaira
Setiap hari aku selalu menulis. Bukan berarti setiap hari aku gelisah. Aku hanya merasa perlu berbagi yang ku punya, meski itu masih sangat minim. Aku pun mudah lupa, hingga aku merasa sangat perlu menulis untuk mengenangnya. Dan aku sepakat, bahwa menulis adalah bekerja untuk keabadian.
Banyak orang yang menyindirku ketika mereka tahu bahwa aku seorang ahli madya komunikasi. Di mata mereka (mungkin) semua orang yang mengambil pendidikan bidang ilmu komunikasi pastilah mahir dalam berbicara, menguasai panggung, dan mudah bergaul.
"Kamu kan anak komunikasi, pasti jago ngomong."
Untuk poin nomor dua, aku membantah. Sejujurnya, aku seseorang yang sangat mudah terserang demam panggung. Di saat semua mata menatap pada titik yang sama, yaitu aku. Aku merasa segala gerak gerikku diawasi, dikomentari, yang membuatku sangat takut berbuat kesalahan sehingga yang terlihat adalah aku kaku. Aku tak nyaman dengan diriku.
Dan aku merasa panggung bukanlah 'panggung' ku. Bukan berarti aku enggan berbicara, namun untuk menjalani profesi berada di atas panggung sesungguhnya, mungkin bukan tempatku, bukan ruangku, dan bukan sesuatu yang aku sukai.
Untuk urusan bicara, aku hanya perlu belajar, bukan untuk menjadikanku seorang ahli. Ada orang-orang yang lebih menyukai perkara itu di banding aku. Biarlah aku menjadi pencatat apa yang mereka katakan. Hidup harus seimbang bukan?
Awal menulis?
Yang ku ingat, saat aku duduk di bangku sekolah menengah pertama, aku sering sekali membaca cerita temanku, Galuh (baca karyanya disini). Aku kagum. Pertama, karena ia menulisnya di buku dan ditulis tangan. Berlembar-lembar ia menulis tanpa merasa jengah, itu sesuatu yang sangat luar biasa untukku. Karena biasanya untuk mencatat materi pelajaran sekolah dari guru sebanyak dua lembar saja rasanya malas. Kedua, ceritanya hidup. Ia menulis secara bersambung, yang selalu membuatku ketagihan dan menunggu kelanjutan ceritanya. Yang membuatku selalu bertanya "udah ada sambungan ceritanya belum, Gal?". Kedua faktor itu cukup membuatku tertarik menulis.
Aku ketagihan.
Sejak saat itu aku mulai menulis. Menulis apa saja, namun yang paling sering adalah menulis puisi atau sekedar catatan hati. Saat di bangku menengah atas, aku mulai membukukan puisi-puisiku dalam sebuah buku tulis yang ku sampul agar menarik (setidaknya di penglihatanku). Disini, aku merasa ketertarikanku pada dunia menulis harus ditingkatkan. Aku mulai belajar menulis naskah, meski saat itu formatnya mungkin hanya 'sekedarnya'. Hal yang tak pernah aku lupakan adalah ketika aku menuliskan naskah video klip untuk tugas kesenian. Dari sekian banyak murid yang mengkonsepkannya, konsepku yang akhirnya terpilih untuk tugas kesenian yang dikerjakan satu kelas. Sederhana namun membahagiakan. Itu apresiasi pertama yang ku terima dan yang akhirnya juga membuatku yakin. Aku suka menulis!
Masa kuliah adalah masa yang paling berharga dalam sejarah menulisku. Disini aku belajar menulis banyak hal, dari yang fiktif hingga bersifat fakta. Dan Alhamdulillahnya, di berbagai tugas kuliah aku dipercaya menjadi script writer / copy writer nya. Begitu pun dalam organisasi kemahasiswaan. Aku diamanahkan untuk mengisi konten di mading. Bukan konten yang bersifat fiktif, namun konten yang bersifat informatif, penyampaian berita; tentang liputan kegiatan Badan Eksekutif Mahasiswa dan kebijakan kampus.
Ingin jadi penulis?
Tentu saja. Itu mimpiku. Mimpi yang ingin sekali aku wujudkan. Dulu, aku sempat berpikiran sempit tentang talenta ini. Siapa manusia di bumi ini yang tidak bisa menulis? Semua orang bisa. Dan aku sempat merasa menjadi orang rata-rata dan tidak istimewa. Aku sempat bingung akan jadi apa ketika dewasa nanti dengan hanya mengandalkan 'menulis'. Aku tak suka dunia sains, meski saat itu orang tuaku berharap sekali aku bisa jadi dokter. Aku suka pelajaran ilmu sosial (sayangnya di sekolahku tidak ada jurusan bahasa), yang akhirnya membuat Mama dan wali kelasku berdebat soal aku harus mengambil jurusan apa? Wali kelas mendukungku yang memilih jurusan ilmu sosial dan Mama terpaksa mengalah.
Sudah dua kali aku ikut test pumping talent dan keduanya menyatakan bahwa minat dan bakatku mengarah pada ilmu bahasa dan ilmu sosial. Beberapa macam pilihan karir disebutkan yang kesemuanya ku iyakan dalam hati; sesuai. Dari pumping talent itu aku baru mengetahui tentang melankolis, plegmatis, sanguinis, dan koleris. Dan kesemua hasil testku menyatakan; AKU MELANKOLIS! Aku mudah terhanyut perasaan, aku murahan dalam menangis. Sedikit saja sebuah peristiwa menyentuh hati, aku mati-matian menahan air mata agar tak tumpah.
Menangis menenangkanku dan menulis membuatku mampu membebaskan emosiku. - saidahumaira
Kini, aku bersyukur dengan talenta yang Allah swt beri. Penulis kini lebih dihargai dan mulai punya tempat sendiri. Terlebih ku sadari, menjadi penulis tak hanya perkara berkarya tapi beramal dengan goresan pena.
Menulis sampai kapan?
Menulis sampai tutup usia. Sampai tak ada lagi waktuku di dunia. Sampai tak ada lagi hembusan nafas yang menandakan aku masih punya nyawa. Sampai tak ada lagi detak dalam nadi dan jantung, sampai semuanya berhenti dan aku meninggalkan semua. Hingga yang bisa ku wariskan bukan harta benda. Hanya lembaran kertas yang punya nama, buku. Semoga ia bisa bermakna.
"Apa yang dari hati akan sampai ke hati."
Saidah
mnulis emang hobi, dan passion :)
BalasHapusawal menulis, kalau saya terinspirasi dari.. poconggg
Hobi dan passion. Semangaat menulis terus mas Jeverson :)
HapusMenulis udah favorit gue banget kak, nulis apa aja. Nulis daftar pengeluaran juga sering :D
BalasHapusNulis angka-angka yaaa hehe
HapusWah, Kak. Menulis memang ...
BalasHapusKarena dengan menulis, kita bisa hidup saat tubuh telah mati. gitu sih kata rangorang. :D
BalasHapusKeep writing mbak saidah, semoga impian nya menjadi penulis tercapai :)
BalasHapusKeep writing jugaaa deby. Aamiin ya Rabbal Alamin. Makasih deb ;))
HapusWriting goes on, Saida
BalasHapusIyaa mas Rifqi :))
HapusWooww, cara lo menuangkan isi kepala lo ke dalam tulisan itu, baguuss bangeett. Indah kata-katanya :)
BalasHapusWaaah, makasih dhiraaaaa. Masih belajar dari anak-anak OWOP ;))
HapusHebat..tulisan yg menekankan pada makna.
BalasHapusJadi semangat buat nulis.. Sama2 berdoa ya semoga kita bisa jadi penulis beneran.. 😊
BalasHapusMurahan dalam menangis T________T
BalasHapusToss dulu sesama melankolis, kak saidah~
BalasHapus100% BEBAS RESIKO BEBAS PENIPUAN
100% TOKO ONLINE RESMI TERPERCAYA
Nabila Shop : Barang yang Kami Tawarkan Semuanya Barang Asli Orignal Garansi Resmi Distributor dan Garansi TAM Semua Produk Kami Baru dan Msh Tersegel dLm BOX_nya MINAT HUB:085-757-299-675 ATAU VIA PIN BB:24C4A399 KLIK http://nabilashop77.blogspot.com/
Ready Stock !
Daftar Harga SAMSUNG GALAXY TERBARU
SAMSUNG GALAXY E5 Rp.2.800.000,-
SAMSUNG GALAXY S6 Rp.4000.000,-
SAMSUNG GALAXY J1 Rp.1.300.000,-
SAMSUNG GALAXY A5 Rp.3000.000,-
SAMSUNG GALAXY A7 Rp.3.500.000,-
SAMSUNG GALAXY E7 Rp.3.300.000,-
Daftar Harga Apple iPhone TERBARU
:>Apple Iphone 6 Rp.3.800.000,-
:>Apple IPhone 5S Rp. 2,900.000,-
:>Apple IPhone 5C Rp. 2,700.000,-
:>Apple IPhone 5 Rp. 2,300.000,-
:>Apple IPhone 4s Rp. 2,300.000,-
:>Apple IPhone 4c Rp. 2.100.000,-
:>Apple Iphone 4 Rp.1.900.000,-
:>Apple IPad 4 Wi-Fi 64GB Rp. 2.900.000
:>Apple IPad Mini Wi-Fi 4G 64 GB Rp. 2.880.000
:>Apple Ipad 4 4G Wifi 16GB Rp. -
:>Apple IPad 4 Wi-Fi 16GB Rp. 2.300.000
:>Apple IPad Mini Wi-Fi 4G 16GB Rp. 2.190.000
:>Apple IPad Mini Wi-Fi 16GB Rp. 1.550.000.