Thanks a lot, Tante Mery.

on
11/26/2014


…..
Gak tahu mau mulai tulisan ini dari mana. Saking gak bisa mengungkapnya lewat kata-kata. Tapi gue perlu untuk sharing. Siapa tahu cerita ini juga bisa bermanfaat buat orang lain.

Rabu, 26 November 2014. Di salah satu acara music stasiun televisi kebanggan Indonesia, di antara pukul 10.00 dan 11.00 siang waktu Indonesia bagian barat.

Kalau dengar nama Raffi Ahmad, gue yakin satu Indonesia pasti sudah tahu siapa dia. Yes, he is Indonesian entertainer. Salah satu bintang muda berbakat kebanggan Indonesia. Yang terkenal dengan sikapnya yang pecicilan tapi bersahabat. Yang suka tebar pesona sana sini tapi cuma cinta sama satu perempuan, Gigi. And he is my idol. Tapi disini gue bukan mau cerita tentang ARaffi, tapi asistennya yang bernama Muhammad Sadeli alias Mery.

Awalnya gak begitu nyimak segmen di acara Dahsyat yang ngebahas tentang Tante Mery. Cuma nonton sekilas-sekilas aja. Sampe akhirnya, kring kring Dahsyat nelpon ibu dari Tante Mery. Durasi yang terbilang singkat tapi membekas buat gue. Ternyata, inspirasi itu gak cuma datang dari orang hebat yang terkenal aja. Dari seorang yang mungkin bukan siapa-siapa, justru kita bisa belajar banyak.

Pelajarannya sederhana banget, tapi penting. Tentang cinta ibu dan anak, tentang rindu, tentang berjuang, tentang sebuah pengorbanan.

Gue jadi inget, ada seorang temen SMA gue yang posting sesuatu di Path, tentang siapapun kita, kita tetap punya peran dalam hidup ini.

Cerita singkatnya: Ada seorang ibu yang memiliki tujuh orang anak. Sang ibu begitu bangga dengan anak-anaknya. Anak kedua sampai anak ketujuh memiliki pekerjaan yang luar biasa berkelas; dokter, pengacara, anggota DPR, banker kelas dunia, dan pekerjaan-pekerjaan bergaji mahal lainnya. Namun ketika ditanya, apa pekerjaan anak pertamanya, sang ibu berkata : petani. Orang lain yang mendengar mungkin akan mengira sang ibu malu dengan pekerjaan anak pertamanya, tapi ternyata…. TIDAK. Satu hal yang menarik diungkapkan oleh sang ibu bahwa ternyata anak pertamanya-lah yang justru membiayai keenam adiknya sehingga bisa menjadi seseorang yang hebat.

Dan balik lagi ke cerita Tante Mery. Terlihat sekali dari mimik wajahnya, kalau tante Mery sangat sayang sama ibunya dan sangat sangat rindu ingin bertemu. Di balik karakter Tante Mery yang gemulai, ada satu hal yang mungkin tak terlihat oleh orang lain, yaitu sifat dan sikap BERBAKTI kepada orang tua. Tante Mery memang tidak menangis, tapi terlihat sekali ia berusaha menahan tangis. Dari matanya terbaca tentang kerinduan pada ibunya. 

Sebab, LDR yang paling sulit adalah LDR dengan orang tua - Doddy

Keberhasilan seorang anak memang tak pernah lepas dari doa dan perjuangan kedua orang tua, terutama ibu dalam mendidik dan membesarkan anaknya menjadi sosok yang luar biasa. Pekerjaan menjadi seorang ibu mungkin terlihat sederhana, tanpa upah, tanpa promosi jabatan, dan tanpa popularitas. Tapi dari seorang ibu yang mencurahkan sepenuh waktu dan kasih sayangnya untuk keluargalah lahir sosok-sosok luar biasa.

Rasanya gak berlebihan ya kalau gue say thanks buat Tante Mery, yang sudah menjadi pengingat bahwa kita bisa jadi siapa saja atau apa saja asalkan kita tidak pernah lupa untuk berbakti pada kedua orang tua.

Thanks a lot, Tante Mery.
Thanks juga Dahsyat! ({}) :*




Saidah

Karena Engkaulah, Pahlawan

on
11/10/2014
Karena engkaulah, kami mampu menikmati hidup di tanah kami tanpa intimidasi.
Karena engkaulah, kami mampu tegak berdiri, melambungkan cita-cita kami yang tinggi.
Karena engkaulah, kami mengerti betapa pentingnya mencintai tanah air ini.
Karena engkaulah, kami belajar tentang letihnya berjuang dan bersatu demi menunaikan mimpi.
Karena engkaulah, pahlawan.
Karena tetes peluh, keringat, dan darahmu.
Karena kobaran semangatmu, karena kerdilnya rasa takutmu.
Karena engkaulah, pahlawan.
Karena cintamu yang suci, karena baktimu pada negeri.

Terima kasih telah ajarkan kami.
Karena engkaulah, pahlawan. Kan kami teruskan perjuangan ini. Untuk negeri yang tanahnya kami pijak.



Saidah