Sedekah Kecil

on
10/10/2014


Sore itu, Aji merenungi kejadian sepuluh tahun lalu.
Hiruk pikuk ibu kota membuat Aji betah tinggal. Gajinya yang pas pas an cukup untuk membiayai hidupnya sehari-hari, tinggal di kontrakan kecil dibilangan Rawa Mangun. Sesekali ia sisihkan gajinya untuk mengirimi Ibu nya di Kampung di Kalimantan. Walau tak banyak tapi ia begitu lega sudah bisa membantu ibunya.
Suatu sore menjelang Magrib, saat Aji pulang dari tempat kerjanya. Ia menyusuri sebuah gang kecil. Di pertengahan gang, ia mendapati seorang ibu ibu renta yang terduduk lemas.
Aji menanyakan keadaan dan asal Ibu itu, Ibu itu pikun. Akhirnya dengan segenap tenaga, ia gendong ibu itu mengantarkannya ke sebuah panti jompo dekat kontrakannya.
Saat ia menggendong ibu itu, ia teringat Ibunya di kalimantan. Semenjak hari itu, ia menganggap Ibu yang di tolongnya itu sebagai Ibu Angkat di perantauan. Setiap hari , Ia menjenguk ke panti jompo. Membawakan makanan ringan dan menghibur ibu pikun itu.
Sudah setahun ia melakukan rutin hal hal itu, akhirnya suatu saat Ibu itu mengingat keluarganya. Dengan senang hati, Aji mengantarkannya ke keluarga.
Aji sampai disuatu alamat, yang rumahnya megah. Itulah Rumah Ibu pikun itu. Ia hanya hidup dengan seorang pembantu rumahnya.
Ternyata Ibu itu hanya berpura pura menjadi pikun. Ia hanya ingin mencari ahli warisnya. Bukan main terkejutnya Aji, dengan ketekunan ia yang tak berharap dibalas budi membuahkan hasil tak terduga.
Kini Aji menjadi seorang direktur perusahaan pengelola keuangan terkemuka di Asia Tenggara. Namanya menjadi Eksekutif muda yang diperhitungkan. Sedekah kecil tak mengharap balas budi menjadi Rezeki luar biasa.


-Doddy Rakhmat-
#CeritaMini #PartnerInWrite #EdisiReligi
Be First to Post Comment !
Posting Komentar