Jadi Kita Apa?

on
9/20/2014


Wajah cantiknya terlihat murung. Sepanjang hari bibir mungilnya tak sekalipun tersenyum. Dari ragawinya terlihat sekali ia sedang tidak baik-baik saja. Ada sesuatu yang mengganjal hatinya, mungkin tentang cinta.

Lagi-lagi Dinda mendapati Danisha menitikan air mata, menyadari perhatian kakaknya, buru-buru ia seka matanya. Seolah mengetahui apa isi hati Dinda, Danisha menjawab tanpa ditanya. "Gue gapapa". Tak ingin memaksa, Dinda berlalu meninggalkan Danisha. Memberi waktu sendiri bagi gadis berambut panjang sebahu itu. Namun sebelum Dinda benar-benar pergi, Danisha menahannya. 

"Gue mau cerita," Danisha berkata setengah terisak. Dinda seketika mendekap Danisha erat.

"Gue gak tau harus ngomong apa. Gue bingung."

"Soal apa?"

"Nino. Selama ini gue ngerasa diberi harapan tanpa kejelasan. Dia gak jelas. Berkali-kali gue kasih 
dia pertanda soal perasaan gue tapi ...."

"Dia gak peka?"

"Gue gak ngerti. Dia bilang dia peka sama pertanda. Tapi nyatanya sampe detik ini gue masih gak dikasih kejelasan. Sebenarnya kita apa? Cuma temenkah atau apa?"

"Yang lo rasain apa dia suka sama lo?"

"Dia emg gak pernah bilang sayang gue dengan gamblang. Tapi perhatiannya, kata-katanya yg selalu manis sama gue. Gue ngerasa dia suka sama gue. Makanya gue butuh kejelasan, kak. Gue gak mau berharap terlalu lama. Gue gak mau jatuh cinta sama laki-laki yg gak pasti. Gue cuma mau kejelasan, sebenernya kita apa?" tangis Danisha semakin menjadi.
Dinda mengelus punggung adiknya.

"Kakak gak tahu saran apa yang harus kakak kasih ke kamu. Tapi menjalin hubungan itu perlu kesiapan. Apalagi di usia kamu yg sudah gak bisa main-main. Gak bisa sekedar pacaran dan menjalani. Lebih baik menunggu sejenak, akan ada kepastian untuk kamu. Sabar ya sayang."

"Tapi sampe kapan, kak?"

"Kakak gak tahu. Biar hatimu sendiri yang pilih. Inget sayang, semua indah pada waktunya. Kalau belum indah, mungkin belum waktunya. Kalau kamu perlu jujur sama Nino. Itu lebih baik."

Dinda yang dewasa selalu mampu memberikan nasihat bijaknya untuk Danisha. Dalam hati Danisha percaya kalau Nino jodohnya, semua akan indah dengan sederhana. 



Saidah
#PartnerInWrite #CeritaMini #SabtuCinta
Be First to Post Comment !
Posting Komentar