Entah ini namanya apa.
Aku tak mahir mendefiniskan rasa.
Kadang aku keliru, terlampau bahagia. Lupa kalau luka selalu mengiringinya.
Kadang aku pun masih keliru, terlampau terisak. Lupa kalau senyum tak boleh tertinggal darinya.
Tapi dari semua rasa itu. Tak satupun yang ku sesali. Meski keliru, ku coba nikmati.
Bukankah itu pertanda di raga ini masih ada hati?
Kini, bersemai satu rasa,...