Terserah kamu saja, semoga bahagia.

on
12/25/2013


Entah aku harus merangkai kata bagaimana. Rasanya hanya sakit yang menjelma dan menohok dalam dada. Mungkin aku tidak akan sesakit ini jika kamu tidak berarti. Apakah kamu tidak sadar bahwa aku ada? Bukankah kamu yang dulu memintaku untuk hadir di kehidupanmu. Kamu hadir dengan gagah perkasa, tetapi kini pergi bagai pengecut yang tak punya jiwa ksatria. Ternyata aku yang bodoh, mau saja dengan rela menunggu kamu yang nyatanya tak pernah menghampiriku. Padahal, saat pertama kamu yang memintaku untuk ada di hari-harimu.
Aku tak habis pikir. Aku pikir kamu berbeda. Aku pikir kamu tak sama. Tapi nyatanya, kelakuanmu justru lebih menyakitkan dari yang ku bayangkan. Percuma saja aku selalu menjagamu dengan doa, bila pada akhirnya hanya untuk disia-siakan. Percuma saja aku selalu berpikiran positif tentangmu, bila pada kenyataannya kamu justru tak sebaik itu.
Jadi, apa artinya perkenalanmu dengan orang tuaku? Hm, atau mungkin kamu memang sudah terbiasa seperti itu. Menganggapnya hanya sebuah hal biasa.
Terserah kamu saja, semoga bahagia.

Be First to Post Comment !
Posting Komentar