Ibu, Malaikatku.

on
12/22/2013
Ibu, wanita paling sempurna yang senantiasa memberikan segala yang terbaik untuk yang dicintainya.
Bagiku, Ibu adalah sosok penuh inspirasi.
Sosok yang mampu menenangkan ketika resah. Sosok yang mampu menguatkan ketika rapuh.
Bagiku, Ibu segalanya. Karena aku dibesarkan oleh cinta kasihnya. Tanpa lelah. Tanpa payah. Tanpa sedikitpun meyerah.
Namun, bagaimana sosok Ibu bagi mereka yang belum atau tidak pernah merasakan kehangatan kasih sayang Ibu? 

Inilah bait-bait puisi yang coba ku rangkai. Bukan tentang kisahku, tetapi terinspirasi dari mereka.




Meski Tak Pernah Bertemu, Ibu Tetap Malaikatku

Aku. Seorang gadis yang lahir tanpa ditemani sosok wanita cantik yang dipanggil IBU.
Wanita itu pergi ke haribaan Sang Pencipta setelah ia melihatku telah lahir dari rahimnya.
Allah lebih menyayangi wanita cantik itu, Ibuku.
Tak pernah aku tahu wajah cantikmu Ibu.
Hanya dari sebingkai kenangan yang selalu dirindukan oleh Ayah, aku tahu dirimu.
Ayah selalu menceritakan semua tentangmu, yang kadang membuatku ingin sekali Tuhan kembalikan engkau ke dunia.
Kembali untuk bertemu denganku, mencintaiku, mengasihiku, dan menemani usiaku.
Aku ingin sekali merasakan belaian lembut dan kecupan hangat darimu.
Walau aku tahu itu hanya angan-angan kosong yang tak mungkin terjadi.
Ibu, meskipun kita tidak pernah bertemu.
Tapi kau harus tahu, kau sangat mendapat tempat terindah di singasana hatiku.
Kau lebih dari malaikat yang selalu menjagaku dari kejauhan.
Kau selalu menyayangi dan mencintai aku dalam impian semuku.
Yaa, walau hanya semu.
Aku menikmati cinta kasihmu yang tak ternilai walau diukur dengan kemewahan.
Ibu, malaikatku. Aku haus akan cintamu.
Aku ingin sekali bertemu, menyapamu, memelukmu, menciummu.
Andai saja Allah bisa mengabulkan permintaanku, untuk sedetik saja berada dalam dekapanmu.
Walau tak pernah bertemu, aku selalu merindukanmu, Ibu.
Dalam mimpi kita selalu bahagia, tapi aku harus terbangun dalam realita kehidupan nyata.
Terima kasih Ibu, kau berikan kehidupan padaku walau harus ditukar dengan kepergiaanmu.


Walau kita tidak pernah bertemu, kau tetap Malaikatku.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar