Selamat malam.
Seperti janji kemarin, saya mau sharing tentang #JournalistDays2015. FYI aja, #JournalistDays merupakan acara yang diadakan oleh Badan Otonomica Universitas Indonesia. Rangkaian acaranya dimulai hari Senin tanggal 27 April 2015 sampai hari Kamis 30 April 2015. Nah, saya milih untuk ikutan sesi seminar & talkshow di hari terakhir.
I'm very enthusiastic!
Because being a journalist is one of my dreams.
Sekilas cerita.
Alhamdulillah, saya kuliah di jurusan yang memang saya sukai; ilmu komunikasi. Meski masih sebatas D3 tapi saya bisa banyak belajar semua hal tentang ilmu komunikasi. Mulai dari photography, broadcasting, jurnalism, advertising, public relation, marketing communication, publishing, dan film production. Semuanya sangaat menyenangkan. Tapi di antara semuanya tentu saja ada satu mata kuliah yang jadi favorit. Disini saya mau cerita tentang jurnalistik.
Pertama kali jatuh cinta sama jurnalistik berawal dari praktikum mata kuliah ini beberapa tahun yang lalu. Saya ngerasain gimana bahagianya bisa jadi orang yang tau berita lebih dulu dan kita ada disana sebagai penyampai berita. Tapi sayangnya, saya gak terlalu suka politik dan materi serumpun yang 'rumit' menurut saya. Dan demi karir jurnalis yang pengin banget saya raih ( waktu itu saya masih kuliah), saya berusaha untuk sarapan politik dan materi-materi rumit lainnya tiap hari. Meski sebenernya di detik itu juga rasanya saya pengin langsung cabut dari depan tivi, huft.
Hingga akhirnya wawasan saya terbuka tentang profesi seorang jurnalis. Entah mengapa selama ini pikiran saya tentang jurnalis selalu mengarah kepada materi pemberitaan yang 'rumit dan serius' (seperti politik, ekonomi, hukum dan ham, dan lain-lain) padahal sebenarnya point penting dalam jurnalisme adalah public interest dan importance. Sesuatu yang menarik perhatian masyarakat dan dianggap penting.
Ini dia sedikit cuplikan tentang #JournalistDays yang saya rangkum….
Di #JournalistDays, saya kembali diingatkan pada masa-masa kuliah saat Ibu Endah Trihastuti (dosen Ilmu Komunikasi UI) memaparkan presentasi tentang definisi jurnalisme. Sebagai seorang akademisi, tentu saja materi yang beliau sampaikan terkait tentang teori-teori jurnalistik. Bahwa, jurnalisme ini memiliki dua sisi yang kita kenal sebagai hard news dan soft news. Kemudian muncullah istilah lifestyle journalism (yang merupakan bagian dari soft news) yang berasaskan public interest yang terbentuk karena pasar dan peluang.
Meski berkaitan dengan apa yang diminati publik (public interest) Jurnalisme tetap memiliki batasan. Batasan inilah yang menentukan perlu tidaknya sesuatu berita diangkat. Ada 4 batasan jurnalisme, yaitu advice, a review function, commercialisation, a culture mediators.
Berbeda dengan Bu Endah, Bu Petty S Fatimah sebagai seorang praktisi (Pemred Majalah Femina) yang sudah belasan tahun berkecimpung dalam jurnalisme gaya hidup memaparkan bahwa "lifestyle journalism is a news you can be use".
Kenapa? Yaa karena hal yang disampaikan dalam jurnalisme gaya hidup bisa diterapkan dalam kehidupan. Misalnya seputar fashion, kuliner, dan travelling. Point of interest-nya adalah the way a person lives and culture. Bagaimana cara kita bisa menikmati hidup lebih baik.
Selanjutnya, Pak Dede Apriyadi ( Pemred Net TV) mengatakan bahwa gaya hidup adalah peluang. Lebih lanjut lagi Pak Dede menambahkan bahwa jurnalisme gaya hidup adalah idealisme, komoditi, memiliki makna dan bertanggung jawab.
Kemudian beliau memaparkan bahwa televisi tempatnya bernaung memiliki hal-hal yang ia sebutkan; idealisme, komiditi, makna, tanggung jawab. Karena sebuah karya memanglah harus memiliki keempat hal tersebut.
Sesi seminar hari itu ditutup oleh presentasi dari Pak Hagi Hagoromo, beliau merupakan Chief Editor Linikini. Tak banyak hal yang disampaikan oleh Pak Hagi, karena pembicara sebelumnya sudah memaparkan banyak hal tentang jurnalisme gaya hidup. Pak Hagi hanya menambahkan bahwa jurnalisme gaya hidup akan tetap ada dan selalu berkembang sepanjang manusia hidup. Karena sepanjang manusia hidup, sepanjang itu pula banyak bahan yang bisa diangkat untuk pembelajaran. Titik perhatiannya adalah APA dan SIAPA?
-end
Huaaaa,rasanya saya bahagia banget ya bisa dapat asupan baru dan cerita baru tentang satu hal yang kamu suka. Rasanya kaya nambah trik jitu buat naklukin gebetan. Hehe :p
Ternyata banyak hal yang baru saya sadari tentang jurnalisme, padahal sebelumnya saya sudah belajar di bangku kuliah. Ini artinya saya masih butuh banyak belajar, banyak baca, dan banyak nulis biar gak lupa. Jadi semangaat buat belajar lagi. Buat terus buka mata tentang perkembangan dunia, buat terus buka telinga untuk mendengarkan ilmu-ilmu bermanfaat, yang pasti buat terus ngerasa 'bodoh' supaya terus ngerasa butuh ilmu.
Sekian cerita saya tentang seminar #JournalistDays2015. Semoga bisa nambah pengetahuan kamu juga yaaaa. Maaf banget ya lamaaa, tapi akhirnya saya lega karena udah menyelesaikan tulisan ini. Yuk kita terus belajar dan berkarya. Makasih untuk yang udah baca, ditunggu tanda cintanya.
Saidah
Terus belajar dan terus berlatih :))
BalasHapusuntuk bahasan ini, ini bahasan baru buat saya
Beeeehh.. bagus ceritanya kak, Menambah pengetahuan banget. saya dari
BalasHapushttp://www.alfskh.com