Untuk yang Terakhir Kali

on
5/12/2015
Katamu, cinta itu tak bisa dideksripsikan. Hanya terasa di dada. Ada desir angin yang tiba-tiba menyapa saat matamu dan mataku bertemu tanpa aba-aba. Atau saat aku tersenyum lugu, meski bukan untukmu, kamu merasa itu istimewa.
Hal sesederhana itu rasanya bagai surga. Kita tersipu dan merasa bahagia pada satu lakon ragu. Perasaan yang masih belum jelas bagaimana, namun sudah berani simpulkan cinta. Bahkan berapi-api kamu menebar rayu-rayu hiperbola. Katamu, gunung kan didaki, laut kan diselami, bahkan benua pun dijelajahi. Namun aku hanya meminta hal sederhana.
Jelas kamu tahu, arah harap yang ku tuju. Kamu pura-pura lugu, kemudian berkelit ini itu. Kamu bilang pintaku terlalu dini. Kamu salah, aku hanya tidak ingin meladeni pembual kata-kata.
Jika kamu tak mampu, mungkin bukan aku akhir tujuanmu. Jika kamu belum siap, jangan obral janji curi-curi perhatian.

Aku hanya menanti yang berani bertanggung jawab. Yang berani jatuh cinta untuk yang terakhir kali. Denganku. - @saidahumaira

Berani mencintai, berani memutuskan untuk bersama dalam taat pada-Nya.



Saidah

Related Post:

  • Aku Terlambat, Alana. Aku sungguh sangat bermimpi mendampingi hatimu. Aku masih terus bermimpi, sangat besar harapanku. Tuk hidup berdua denganmu. Lima tahun setelah perpisahan itu. Aku tida… Read More
  • Lelaki Menyebalkan Kadang aku ingin kamu menjauh. Karena aku yang tak bisa jauh darimu, lelaki menyebalkan! Semenjak tidak lagi ada kamu. Aku seperti kesulitan berimajinasi. Daya khayalku me… Read More
  • STORY BLOG TOUR : Jodoh Untuk Jasmine Untuk : Jasmine. Jasmine, maafkan aku berkata lewat surat. Aku melepaskanmu, Jasmine. Kamu tidak perlu lagi menungguku. Aku bukan siapa-siapamu lagi. Terima kasih untuk se… Read More
4 komentar on "Untuk yang Terakhir Kali"