"Buat apalah susah, cari kesana kesini. Sudah di depan mata, kamulah takdirku."
Bagaimana rasanya menemukan takdir sesederhana itu?
Seketika hati tertaut pada dia. Dia yang entah manusia baru dalam hidup atau telah lama ada.
Ketika hati memilihnya untuk menjadi yang terakhir. Untuk menjadi takdir. Bagaimana rasanya?
Saya selalu membayangkan saat-saat itu. Saat dimana ada seorang laki-laki yang yakin memilih saya dan saya yakin menerima dia. YAKIN! Cukup satu kata, tak perlu panjang mendeskripsikannya.
Mungkin seperti itu pula keadaan hati ketika YAKIN mengisi di relungnya. Tak perlu banyak alasan mengapa bisa 'dia' yang kau pilih untuk menjadi jawaban. Sebab alasan itu memang tidak mampu dideskripsikan. Cukup hati yang mampu merasakan.
Mungkin seperti itu pula keadaan hati ketika YAKIN mengisi di relungnya. Tak perlu banyak alasan mengapa bisa 'dia' yang kau pilih untuk menjadi jawaban. Sebab alasan itu memang tidak mampu dideskripsikan. Cukup hati yang mampu merasakan.
Sering kali saya bertanya pada mereka yang akan segera melangsungkan pernikahan.
'Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia takdir kamu?'
'Bagaimana kamu bisa yakin bahwa dia takdir kamu?'
Kebanyakan dari mereka kesulitan untuk memaparkan puluhan ribu alasan yang mungkin hanya pendukung. Karena sesungguhnya 'hati' tanpa rekayasa telah menemukan.
'Selayaknya rejeki tidak akan tertukar, begitu pula tulang rusuk.'
Jika hati masih banyak pertimbangan terlebih dalam hal prinsip yang tak mampu digoyah atau mencari jalan tengah. Kembalilah melangkah. Bukan dia yang telah Tuhan takdirkan untukmu.
Karena takdir tidak serumit itu.
Karena takdir tidak serumit itu.
Jika kamu bilang 'ini namanya perjuangan'. Bacalah baik-baik kalimat saya.
Perjuangan ada setelah hatimu telah yakin bahwa dia takdirmu.
Jika hati saja masih ragu, untuk apa kamu memilih maju?
Perjuangan ada setelah hatimu telah yakin bahwa dia takdirmu.
Jika hati saja masih ragu, untuk apa kamu memilih maju?
Maka, saya hanya mampu menuliskan kalimat sederhan ini;
Siapapun kamu yang Tuhan izinkan menjadi takdir saya.
Disini saya menunggu.
Saya yang tidak sempurna.
Tapi saya ada untuk menjadi teman hidupmu yang paling setia.
Saya tidak mampu berkata apa-apa tentang diri saya, mungkin begitupun kamu.
Biar kita saling mengenal melalui doa-doa yang tak henti dipanjatkan.
Disini saya menunggu.
Saya yang tidak sempurna.
Tapi saya ada untuk menjadi teman hidupmu yang paling setia.
Saya tidak mampu berkata apa-apa tentang diri saya, mungkin begitupun kamu.
Biar kita saling mengenal melalui doa-doa yang tak henti dipanjatkan.
'Tuhan ciptakan aku. Tuhan ciptakan kamu. Kita berdua diizinkan bersama selamanya'.
Saidah
Be First to Post Comment !
Posting Komentar