Perkara mantan yang tak pernah usai
Perkara cinta yang masih belum selesai
Tentang kata 'harus' yang selalu kamu sisipkan di antara kata melupakan.
Tentang kata 'harus' yang selalu kamu jadikan alasan untuk menepis perasaan.
Tentang kata 'harus' yang hanya sekedar hiasan namun tak pernah tulus kamu lakukan.
Hingga akhirnya kau temukan kata 'baru' untuk menggantikan 'yang telah lalu'.
Cinta yang baru, kenyamanan yang baru, bersama dengan sang kekasih baru.
Terus berulang seperti itu. Cerita cinta yang rumit. Bukan hanya antara aku dan kamu. Tetapi juga tentang masa lalu yang terkadang tak bisa terlewatkan secepat itu. Atau tentang masa lalu yang masih menyimpan setitik harap padamu. Tentang masa lalu yang menyisakan tangis dan senyuman semu. Ini bukan tentang melewatkan ruang dan waktu, tetapi tentang menghapus sebentuk hati, mengenyahkan sealbum kenangan, melupakan sejumput angan.
Karena, manusia mana yang rela menjadi yang kesekian dalam sepetak ruang bernama hati?
Saat lagi-lagi kamu harus menyadari bahwa sebelum kamu, pernah ada nama seseorang yang teramat lekat di ruang itu. Bahwa sebelum kamu, pernah ada yang mampu membuat hati harinya bahagia. Bahwa sebelum kamu, pernah ada satu nama yang ia cintai dan perjuangkan teramat sangat. Dan kenyataan lain yang harus kamu terima bahwa kamu bukan orang pertama dan masih tak pasti untuk menjadi yang terakhir.
Lalu suatu hari, kamu pun akan menjadi yang 'pernah' bukan yang berhasil selamanya. Suatu hari kamu pun akan menjadi silam bukan yang ia cintai teramat dalam.
Sampai kapan? Tak lelahkah terus singgah dan pergi? Tak lelahkah mengontrak dari satu hati ke hati yang lain? Tak inginkah kamu pulang pada sepetak hati yang kau sebut rumah? Tak inginkah kamu menjaga hatimu untuk dia yang kamu ingin pasti menjadi terakhirmu?
Lalu akhirnya kamu kembali menyadari bahwa tugasmu tak hanya sekedar mencintainya tetapi berdamai dengan kisah dahulunya.
Saidah
Be First to Post Comment !
Posting Komentar