Mencipta Sejarah

on
3/04/2015
Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah - Pramoedya Ananta Tour dalam Rumah Kaca, halaman 352.
Apa yang bisa dibanggakan dari hidup ini jika kita tidak bisa menorehkan sejarah, paling tidak sejarah hidup kita sendiri. Jika pandai mungkin milik para ilmuwan yang mampu mencipta suatu penemuan, lalu apa yang bisa ku ciptakan dari 'sedikit' ilmu ini?

Ternyata jawabannya sederhana, Menulis.

Dan menulis membawaku mengenal banyak hal, termasuk membawaku memahami dunianya yang ternyata tak sesederhana itu. Hingga sampailah jiwa ini mengenal sebuah komunitas one week one paper dan darisana kegilaan itu dimulai. Kenapa gila? Karena OWOP bukan perhimpunan manusia biasa. OWOP adalah rumah bagi calon calon penulis dengan imajinasi yang membumbung tinggi, harapan-harapan yang tidak datar, dan semangat yang tidak pernah habis. Dan saya membuktikan semua itu. Setiap hari selalu ada rasa iri hati yang manis. Iri hati yang menampar mental ini untuk selalu menghasilkan karya dan memperbaiki kualitas. Iri hati yang menyadarkan diri ini untuk kembali memijak bumi, bukan berjalan angkuh di atas langit. Iri hati yang membuatku terpacu dan berlomba menjadi yang terbaik. Semua demi satu cinta, Menulis.

OWOP memberi suntikan motivasi yang menyenangkan. Dengan celoteh-celotehan yang terkadang terlalu ngawur untuk ditanggapi, tapi memberi sebuah ruang untuk saling mengakrabi. Memberi sebuah apresiasi yang membuat tulisan penuh koreksi ini merasa dihargai dengan sebuah kejutan-kejutan buku yang menambah wawasan.

OWOP lebih dari sekedar komunitas, owop itu keluarga. Yang bisa menerima saya yang 'nyeleneh' tanpa dipandang aneh. Yang bisa menerima saya yang 'ajaib' tanpa menyebut itu aib.

Semua orang berpikir tentang mengubah dunia, tapi tidak ada yang berpikir untuk mengubah diri sendiri - Leo Tolstay
Dengan menulis kita bisa keduanya. Mengubah diri sendiri menjadi layak untuk menciptakan hingga mampu mengubah dunia dengan hasil pemikiran.

Saat menulis karya sastra, kita biaa menjelma siapapun yang kita inginkan, mencipta, membalik keadaan, membuatnya sesuka kita - Helvy Tiana Rosa



Saidah
2 komentar on "Mencipta Sejarah"