Aku menghempaskan tubuhku di atas kasur. Aku kehilangan
gairah. Pipiku sudah sedari tadi basah. Hatiku sudah sedari tadi menjerit. Di
titik ini, aku merasa sangat tidak berguna. Aku tak tahu harus melakukan apa
lagi. Aku merasa hampa. Aku ingin menyerah, aku sudah lelah. Berbagai macam
buku motivasi memberiku banyak arti namun hanya
bertahan sekian hari, sisanya aku kembali pada diriku yang tak ku sukai
ini.
Rasanya aku ingin marah. Namun pantaskah seorang hamba
memaki Tuhannya? Tentu saja tidak. Dan aku tidak ingin melakukan itu. Aku masih
tahu diri. Aku marah, marah pada diriku sendiri. Aku kecewa, kecewa pada diriku
sendiri. Jika saja tak mustahil, aku ingin dilahirkan kembali, menjadi aku yang
lebih baik dari ini.
Aku mencoba menguatkan hati. Aku mencoba menata diri. Aku
tahu tak ada yang mampu menolongku selain diriku sendiri. Aku yang harus
bergerak, aku yang harus melangkah, aku yang harus mengubah, dan aku yang harus
memperbaiki diri dan Tuhan yang meridhoi. Aku hanya terpeleset, bukan terjatuh
atau terperosok hingga titik terdalam. Aku masih bisa bangkit. Namun rasanya
sulit sekali bagiku untuk berdiri apalagi berlari.
Hening.
Pening. Aku butuh waktu untuk memahami semua kerumitan ini. Aku butuh
dikuatkan, aku butuh pelukan, dekapan, dan kenyamanan. Aku butuh diyakinkan
bahwa aku mampu. Aku butuh didoakan. Aku butuh kebaikan. Aku butuh.
“Selama
hidup belum berakhir, semuanya masih koma. Jika kamu terhenti pada suatu titik,
ingatlah masih ada koma setelahnya, kamu masih bisa meneruskannya. Kecuali
Tuhan menakdirkan hidupmu usai. Disanalah cerita berakhir dengan titik.”
Malam tak bertuah, siang tanpa pesan.
Sinisnya hari menyapa diriku.
Manusia biasa mungkin takkan sanggup meranami nasib
gelap gulita.
Bentangkan hatiku Tuhan peluk aku.
Cinta sahabat menafkahi jiwa.
Jika
aku menjadi seperti yang lain hidup bercahaya. Mungkin saja aku kehilangan rasa
syukur tak tersenyum dalam damai.
Coba
kau jadi aku, sanggupkah bernafas tanpa udara, namun ku nikmati nasib dan takdir hidup ini bila Tuhan yang mau.
Jika aku menjadi merubah melawan garis yang
tertulis, bukan Tuhan tak mendengar doa kita.
Dia tahu yang terbaik.
JIKA AKU MENJADI – Melly Goeslaw.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar