TITIK, KOMA.

on
5/04/2014
                Aku menghempaskan tubuhku di atas kasur. Aku kehilangan gairah. Pipiku sudah sedari tadi basah. Hatiku sudah sedari tadi menjerit. Di titik ini, aku merasa sangat tidak berguna. Aku tak tahu harus melakukan apa lagi. Aku merasa hampa. Aku ingin menyerah, aku sudah lelah. Berbagai macam buku motivasi memberiku banyak arti namun hanya  bertahan sekian hari, sisanya aku kembali pada diriku yang tak ku sukai ini.
Rasanya aku ingin marah. Namun pantaskah seorang hamba memaki Tuhannya? Tentu saja tidak. Dan aku tidak ingin melakukan itu. Aku masih tahu diri. Aku marah, marah pada diriku sendiri. Aku kecewa, kecewa pada diriku sendiri. Jika saja tak mustahil, aku ingin dilahirkan kembali, menjadi aku yang lebih baik dari ini.
Aku mencoba menguatkan hati. Aku mencoba menata diri. Aku tahu tak ada yang mampu menolongku selain diriku sendiri. Aku yang harus bergerak, aku yang harus melangkah, aku yang harus mengubah, dan aku yang harus memperbaiki diri dan Tuhan yang meridhoi. Aku hanya terpeleset, bukan terjatuh atau terperosok hingga titik terdalam. Aku masih bisa bangkit. Namun rasanya sulit sekali bagiku untuk berdiri apalagi berlari.
Hening. Pening. Aku butuh waktu untuk memahami semua kerumitan ini. Aku butuh dikuatkan, aku butuh pelukan, dekapan, dan kenyamanan. Aku butuh diyakinkan bahwa aku mampu. Aku butuh didoakan. Aku butuh kebaikan. Aku butuh.

“Selama hidup belum berakhir, semuanya masih koma. Jika kamu terhenti pada suatu titik, ingatlah masih ada koma setelahnya, kamu masih bisa meneruskannya. Kecuali Tuhan menakdirkan hidupmu usai. Disanalah cerita berakhir  dengan titik.”

Malam tak bertuah, siang tanpa pesan.
Sinisnya hari menyapa diriku.
 Manusia biasa mungkin takkan sanggup meranami nasib gelap gulita.
 Bentangkan hatiku Tuhan peluk aku.
Cinta sahabat menafkahi jiwa.
 Jika aku menjadi seperti yang lain hidup bercahaya. Mungkin saja aku kehilangan rasa syukur tak tersenyum dalam damai.
 Coba kau jadi aku, sanggupkah bernafas tanpa udara, namun ku nikmati nasib  dan takdir hidup ini bila Tuhan yang mau.
Jika aku menjadi merubah melawan garis yang tertulis, bukan Tuhan tak mendengar doa kita.
Dia tahu yang terbaik.
JIKA AKU MENJADI – Melly Goeslaw.

Related Post:

  • Aku, BAHAGIA. Manusia mana yang tak punya cela? Namun meski begitu kita tak patut terus mengutuki noda Dalam diri manusia pun tersimpan satu kilau berlian, yang kan terpancar jika kita mau… Read More
  • Cinta-Nya yang Lebih Aku Damba Setiap manusia punya pilihan dalam hidup, pun ketika mencintai. Dan ini pilihanku, hargailah. Mungkin sulit bagimu untuk terima, tidak ada apa-apa lagi di antara kita. Aku … Read More
  • Mantan Perkara mantan yang tak pernah usai Perkara cinta yang masih belum selesai Tentang kata 'harus' yang selalu kamu sisipkan di antara kata melupakan. Tentang kata 'harus' y… Read More
Be First to Post Comment !
Posting Komentar