Sebelum Tuhan mempertemukan kita dalam nyata, Tuhan pernah memperkenalkanmu padaku dalam fng bukan yang pertama, tetapi kamu ciptakan rasa yang berbeda.
Tiba-tiba, aku tak ingin jadi yang banyak mau. Aku cukup mensyukuri adanya kamu dengan bagaimananya dirimu.
Saat itu, aku belum menyadari bahwa itu isyarat Tuhan untuk mendekatkanku kepada siapapun kamu.
Dalam semu aku masih meraba kehadiranmu dalam penantianku, hingga kamu hadir tak lagi dalam bayangan namun nyata dalam keindahan.
Kamu tahu, sebelum hatiku ku percayakan sempurna jatuh kepadamu. Aku sempat lelah berdiam menantikanmu.
Kamu mematak ingin jadi yang banyak menuntut. Aku cukup memantaskan diri untuk mendampingimu.
Tiba-tiba aku tak ingin jadi yang banyak diperhatikan. Aku cukup menjadi bagian dari perhatianmu.
Tiba-tiba, aku tak ingin berlama-lama berdua. Aku cukup menantimu hingga kita sama-sama siap untuk membangun sebuah keluarga.
Tuhan Maha Mengetahui yang awal dan akhir. Bahagiaku sederhana, yaitu bisa selalu bersama orang yang mencintaiku dengan sederhana.
Be First to Post Comment !
Posting Komentar